Hujan Buatan di Sumatera Selatan Dinilai Sia-sia  

Reporter

Editor

Minggu, 11 September 2011 11:03 WIB

TEMPO/Ishomuddin

TEMPO Interaktif, Palembang - Tim dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dan BPPT Senin 12 September 2011 akan menerbangkan pesawat khusus pemicu hujan di sejumlah titik di Sumatera Selatan.

Langkah itu diharapkan dapat memadamkan api yang telah menghanguskan ratusan hektare lahan dan hutan di sejumlah kabupaten di Sumatera Selatan.

Usaha dari pemerintah pusat tersebut dinilai oleh Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) Sumatera Selatan sebagai tindakan yang sia-sia. Direktur Eksekutif Walhi Sumatera Selatan Anwar Sadat mengatakan tindakan dari pemerintah itu hanya berguna untuk beberapa waktu saja dan selanjutnya api kembali menjalar ke banyak hutan dan lahan yang lainnya.

Langkah yang dinilai konkret dan minim biaya adalah dengan menghentikan pemberian izin terhadap perkebunan sawit dan hutan tanaman industri di kawasan hutan dan gambut. Pasalnya industri besar inilah yang kerap terbukti membakar lahan secara masif.

Walhi menilai saat ini pemerintah tengah mengkambinghitamkan masyarakat kecil dengan menyebutnya kerap membakar lahan untuk usaha ladang mereka. "Fakta sesungguhnya masyarakat (petani) merupakan korban kebijakan pemerintah pusat ataupun daerah, yang terhitung sejak 1997 mengeluarkan izin secara besar-besaran terhadap perusahaan perkebunan sawit dan HTI terkhusus di kawasan hutan dan lahan gambut," kata Sadat, Minggu, 11 September 2011.

Hadi Jatmiko, pegiat lingkungan Walhi Sumatera Selatan, menilai langkah pemerintah daerah dalam menekan jumlah titik api belum terlihat nyata. Hal itu terbukti dengan sebaran titik api yang kian meluas hingga asapnya mulai masuk ke negeri tetangga Malaysia dan Singapura.

Hasil pantauan Satelit Terra dan Aqua selama Juli hingga September 2011 sedikitnya terdapat 970 titik api dengan tingkat keyakinan 70-100 persen. Sedangkan untuk tingkat keyakinan 100 persen dari 970 titik api tersebut terdapat 170 titik api yang tersebar di Kabupaten Musi Banyuasin, Ogan Komering Ilir, Muara Enim, Banyuasin, OKU, OKUS,Ogan Ilir, Lahat, OKUT, dan MURA.

Dari 170 titik api dengan tingkat keyakinan 100 persen tersebut lokasinya berada di lahan gambut yang masuk dalam lahan lahan konsesi perusahaan, baik itu Hutan Tanaman Industri dan Perkebunan Sawit, baik yang telah aktif maupun nonaktif.

Asisten III Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan, Aidit Aziz, memastikan hujan buatan yang akan dimulai besok dapat memadamkan sebagian besar api karena hujan buatan akan menciptakan hujan yang menyebar merata di seluruh Sumatera Selatan. Untuk area yang terbakar bisa dijangkau petugas pemadaman, antisipasi pemadaman melalui jalur darat tetap dilakukan.

PARLIZA HENDRAWAN

Berita terkait

Amerika Perkuat Infrastruktur Transportasinya dari Dampak Cuaca Ekstrem, Kucurkan Hibah 13 T

12 hari lalu

Amerika Perkuat Infrastruktur Transportasinya dari Dampak Cuaca Ekstrem, Kucurkan Hibah 13 T

Hibah untuk lebih kuat bertahan dari cuaca ekstrem ini disebar untuk 80 proyek di AS. Nilainya setara separuh belanja APBN 2023 untuk proyek IKN.

Baca Selengkapnya

Pertama di Dunia, Yunani Berikan Liburan Gratis sebagai Kompensasi Kebakaran Hutan 2023

20 hari lalu

Pertama di Dunia, Yunani Berikan Liburan Gratis sebagai Kompensasi Kebakaran Hutan 2023

Sebanyak 25.000 turis dievakuasi saat kebakaran hutan di Pulau Rhodes, Yunani, pada 2023, mereka akan mendapat liburan gratis.

Baca Selengkapnya

BNPB Ingatkan Banyaknya Kasus Kebakaran Hutan dan Lahan di Sumatera

45 hari lalu

BNPB Ingatkan Banyaknya Kasus Kebakaran Hutan dan Lahan di Sumatera

Dari data BNPB, kasus kebakaran hutan dan lahan mulai mendominasi di Pulau Sumatera sejak sepekan terakhir.

Baca Selengkapnya

Risiko Karhutla Meningkat Menjelang Pilkada 2024, Hotspot Bermunculan di Provinsi Rawan Api

49 hari lalu

Risiko Karhutla Meningkat Menjelang Pilkada 2024, Hotspot Bermunculan di Provinsi Rawan Api

Jumlah titik panas terus meningkat di sejumlah daerah. Karhutla tahun ini dinilai lebih berisiko tinggi seiring penyelenggaraan pilkada 2024.

Baca Selengkapnya

Penugasan Jokowi, BMKG Bentuk Kedeputian Baru Bernama Modifikasi Cuaca

50 hari lalu

Penugasan Jokowi, BMKG Bentuk Kedeputian Baru Bernama Modifikasi Cuaca

Pelaksana tugas Deputi Modifikasi Cuaca BMKG pernah memimpin Balai Besar TMC di BPPT. Terjadi pergeseran SDM dari BRIN.

Baca Selengkapnya

Tentang Musim Kemarau yang Menjelang, BMKG: Mundur dan Lebih Basah di Banyak Wilayah

50 hari lalu

Tentang Musim Kemarau yang Menjelang, BMKG: Mundur dan Lebih Basah di Banyak Wilayah

Menurut BMKG, El Nino akan segera menuju netral pada periode Mei-Juni-Juli dan setelah triwulan ketiga berpotensi digantikan La Nina.

Baca Selengkapnya

Mendagri Tito Karnavian Minta Pemda Susun Regulasi Terkait Karhutla

50 hari lalu

Mendagri Tito Karnavian Minta Pemda Susun Regulasi Terkait Karhutla

Regulasi dinilai penting karena akan mempengaruhi perumusan program dan anggaran penanganan kebakaran.

Baca Selengkapnya

Para Menteri Sudah Rapat Kebakaran Hutan dan Lahan, Ancang-ancang Hujan Buatan

51 hari lalu

Para Menteri Sudah Rapat Kebakaran Hutan dan Lahan, Ancang-ancang Hujan Buatan

Saat banyak wilayah di Indonesia masih dilanda bencana banjir, pemerintah pusat telah menggelar rapat koordinasi khusus kebakaran hutan dan lahan.

Baca Selengkapnya

Suhu Udara Global: Bumi Baru Saja Melalui Februari yang Terpanas

55 hari lalu

Suhu Udara Global: Bumi Baru Saja Melalui Februari yang Terpanas

Rekor bulan terpanas kesembilan berturut-turut sejak Juli lalu. Pertengahan tahun ini diprediksi La Nina akan hadir. Suhu udara langsung mendingin?

Baca Selengkapnya

Kebakaran Hutan Kerap Terjadi di Sumatera dan Kalimantan, Ini Cara Antisipasi Karhutla

3 Maret 2024

Kebakaran Hutan Kerap Terjadi di Sumatera dan Kalimantan, Ini Cara Antisipasi Karhutla

Kebakaran hutan kerap terjadi di beberapa daerah di Pulau Sumatera dan Kalimantan. Bagaimana cara mengantisipasinya?

Baca Selengkapnya