PPP Tak Lagi Permasalahkan Piagam Jakarta dan Gender
Senin, 15 Desember 2003 13:38 WIB
Seperti diketahui, pada Pemilu 1999 PPP senantiasa memperjuangkan masuknya Piagam Jakarta dalam Pembukaan UUD 45. Selain itu, ketika partai pemenang pemilu, PDIP mencalonkan Megawati Sukarnoputri sebagai Presiden, PPP dengan mengatasnamakan umat Islam menolak perempuan habis-habisan.
Ali Marwan menegaskan, sudah ada kesepakatan di dalam PPP tidak akan mempermasalahkan Piagam Jakarta karena sudah sepakat dengan UUD 45. Dia juga mengaku sejak dulu PPP secara institusi tidak pernah menentang presiden perempuan. “Waktu itu yang ada hanya wacana perorangan,” jelas dia kepada wartawan yang mengerumuninya saat pemungutan suara untuk Hamzah Haz sudah mencapai 306 suara.
Ali Marwan juga meyakinkan bahwa Hamzah Haz dan Megawati dapat bekerjasama dengan baik. Bahkan PPP akan mendukung pemerintahan Megawati hingga 2004 dengan segala kekuatan yang ada. “Nggak ada yang akan mengutak-utik Ibu Mega,” ujar Ali Marwan.
Sementara itu, Wakil Ketua DPR dari PDIP, Soetardjo Soerjoguritno, mengungkapkan bahwa sudah ada komitmen dari Hamzah Haz dan PPP bahwa mereka tidak akan memperjuangkan lagi soal Piagam Jakartaq, karena semuanya sudah masuk dalam Pembukaan dan pasal 29 UUD 45. Bahkan, PPP pun sudah tidak mempersoalkan lagi presiden perempuan.
Sementara itu anggota Fraksi Persatuan Pembangunan dengan sukacita menyambut wapres baru yang juga Ketua Umum DPP PPP itu. Pasalnya, sejak zaman Orde Baru, PPP selalu mendapat posisi di nomor tiga dalam pemerintahan. Kini, dengan perjuangan dan dukungan dari beberapa fraksi, PPP menjadi nomor dua di negeri ini dengan suara mayoritas 340 suara.
Soetardjo mengaku Megawati sempat mengkhawatirkan masalah gender yang pernah menghentikan langkahnya untuk menuju RI-1 dua tahun lalu. Tapi kini, Soetardjo menyatakan, ada jaminan dari PPP untuk tidak mempermasalahkan hal itu lagi. (Siti Marwiyah)