PPP Tak Lagi Permasalahkan Piagam Jakarta dan Gender

Reporter

Editor

Senin, 15 Desember 2003 13:38 WIB

TEMPO Interaktif, Jakarta:Sekjen Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Ali Marwan Hanan, mengklarifikasi soal isu bahwa partainya masih mempermasalahkan soal Piagam Jakarta tentang pemberlakuan syariat Islam serta masalah presiden perempuan. Ketika hendak memasuki ruang rapat paripurna I Gedung Nusantara MPR/DPR, Kamis (26/7), Ali Marwan mengatakan bahwa PPP sudah sepakat bahwa pembukaan UUD 45 tidak akan berubah serta tidak ada permasalahan gender untuk presiden.

Seperti diketahui, pada Pemilu 1999 PPP senantiasa memperjuangkan masuknya Piagam Jakarta dalam Pembukaan UUD 45. Selain itu, ketika partai pemenang pemilu, PDIP mencalonkan Megawati Sukarnoputri sebagai Presiden, PPP dengan mengatasnamakan umat Islam menolak perempuan habis-habisan.

Ali Marwan menegaskan, sudah ada kesepakatan di dalam PPP tidak akan mempermasalahkan Piagam Jakarta karena sudah sepakat dengan UUD 45. Dia juga mengaku sejak dulu PPP secara institusi tidak pernah menentang presiden perempuan. “Waktu itu yang ada hanya wacana perorangan,” jelas dia kepada wartawan yang mengerumuninya saat pemungutan suara untuk Hamzah Haz sudah mencapai 306 suara.

Ali Marwan juga meyakinkan bahwa Hamzah Haz dan Megawati dapat bekerjasama dengan baik. Bahkan PPP akan mendukung pemerintahan Megawati hingga 2004 dengan segala kekuatan yang ada. “Nggak ada yang akan mengutak-utik Ibu Mega,” ujar Ali Marwan.

Sementara itu, Wakil Ketua DPR dari PDIP, Soetardjo Soerjoguritno, mengungkapkan bahwa sudah ada komitmen dari Hamzah Haz dan PPP bahwa mereka tidak akan memperjuangkan lagi soal Piagam Jakartaq, karena semuanya sudah masuk dalam Pembukaan dan pasal 29 UUD 45. Bahkan, PPP pun sudah tidak mempersoalkan lagi presiden perempuan.

Sementara itu anggota Fraksi Persatuan Pembangunan dengan sukacita menyambut wapres baru yang juga Ketua Umum DPP PPP itu. Pasalnya, sejak zaman Orde Baru, PPP selalu mendapat posisi di nomor tiga dalam pemerintahan. Kini, dengan perjuangan dan dukungan dari beberapa fraksi, PPP menjadi nomor dua di negeri ini dengan suara mayoritas 340 suara.

Advertising
Advertising

Soetardjo mengaku Megawati sempat mengkhawatirkan masalah gender yang pernah menghentikan langkahnya untuk menuju RI-1 dua tahun lalu. Tapi kini, Soetardjo menyatakan, ada jaminan dari PPP untuk tidak mempermasalahkan hal itu lagi. (Siti Marwiyah)

Berita terkait

Film Possession: Kerasukan, Angkat Klenik Lokal dan Isu Kesetaraan, Tayang Empat Hari Lagi

1 menit lalu

Film Possession: Kerasukan, Angkat Klenik Lokal dan Isu Kesetaraan, Tayang Empat Hari Lagi

Possession: Kerasukan sendiri diadaptasi dari film Prancis berjudul sama Possession yang dibuat pada 1981.

Baca Selengkapnya

Sekjen Gerindra Tepis Anggapan Jokowi Jadi Penghalang Pertemuan Prabowo dan Megawati

3 menit lalu

Sekjen Gerindra Tepis Anggapan Jokowi Jadi Penghalang Pertemuan Prabowo dan Megawati

Justru, kata Muzani, Presiden Jokowi lah yang mendorong terselenggaranya pertemuan antara Prabowo dan Megawati.

Baca Selengkapnya

Cuaca Panas Ekstrem, Thailand Ajak Turis Wisata Pagi dan Sore

18 menit lalu

Cuaca Panas Ekstrem, Thailand Ajak Turis Wisata Pagi dan Sore

Cuaca yang terik membuat warga Thailand, terutama warga lanjut usia, enggan bepergian.

Baca Selengkapnya

Hasil Proliga 2024: Giovanna Milana Absen, Pertamina Enduro Ditekuk Popsivo Polwan

20 menit lalu

Hasil Proliga 2024: Giovanna Milana Absen, Pertamina Enduro Ditekuk Popsivo Polwan

Tim putri Jakarta Popsivo Polwan berhasil mengalahkan Jakarta Pertamina Enduro, yang tak diperkuat Gia, dengan skor 3-0 dalam lanjutan Proliga 2024.

Baca Selengkapnya

Pengamat Sebut Ide Prabowo Bentuk Presidential Club Bagus, tapi Ada Problem

21 menit lalu

Pengamat Sebut Ide Prabowo Bentuk Presidential Club Bagus, tapi Ada Problem

Pengamat Politik Adi Prayitno menilai pembentukan presidential club memiliki dua tujuan.

Baca Selengkapnya

Kemenkes Buka Enam Prodi di RS Pendidikan Atasi Kekurangan Dokter Spesialis

33 menit lalu

Kemenkes Buka Enam Prodi di RS Pendidikan Atasi Kekurangan Dokter Spesialis

Salah satu masalah lagi yang ada di Indonesia adalah distribusi dokter spesialis. Hampir 80 tahun Indonesia merdeka belum pernah bisa terpecahkan.

Baca Selengkapnya

Pemerintahan Jokowi Manjakan Kepala Desa, Apa Saja Keuntungan Finansialnya?

37 menit lalu

Pemerintahan Jokowi Manjakan Kepala Desa, Apa Saja Keuntungan Finansialnya?

Salah satu langkah yang dilakukan adalah dengan mengesahkan Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2024 tentang Desa atau UU Desa, yang mencakup Kepala Desa.

Baca Selengkapnya

Xiumin Bakar Semangat Exo-L di Saranghaeyo Indonesia

45 menit lalu

Xiumin Bakar Semangat Exo-L di Saranghaeyo Indonesia

Xiumin kemudian menyapa penonton dari balik layar. "Hey, yo! Halo," kata dia. Seketika sorakan penonton kembali menggema dan memenuhi ruangan.

Baca Selengkapnya

Gagasan Presidential Club Prabowo Disebut Bisa Cegah Tumbuhnya Brutus di Sekeliling Presiden

48 menit lalu

Gagasan Presidential Club Prabowo Disebut Bisa Cegah Tumbuhnya Brutus di Sekeliling Presiden

Partai Demokrat menyoroti mimpi SBY setahun lalu yang serupa dengan keinginan Prabowo membuat presidential club.

Baca Selengkapnya

AS: Israel Belum Sampaikan Rencana Komprehensif Soal Invasi Rafah

50 menit lalu

AS: Israel Belum Sampaikan Rencana Komprehensif Soal Invasi Rafah

Israel belum menyampaikan kepada pemerintahan Presiden Amerika Serikat Joe Biden ihwal "rencana komprehensif" untuk melakukan invasi terhadap Rafah.

Baca Selengkapnya