Kopi Enrekang Akan Ikuti Kontes di Italia

Reporter

Editor

Kamis, 18 Agustus 2011 06:08 WIB

Pekerja menyortir biji kopi di pabrik kopi di kawasan Banceuy, Bandung, Minggu (15/11). Harga kopi dunia selama November cenderung turun, namun harga kopi luwak Indonesia tetap eksklusif dengan harga di kisaran USD 100 per kg. TEMPO/Prima Mulia

TEMPO Interaktif, MAKASSAR - Kopi arabika asal Kabupaten Enrekang akan mengikuti kontes cita rasa di Italia pada 22 Agustus mendatang. Kepala Bidang Perkebunan Dinas Pertanian dan Perkebunan Kabupaten Enrekang Anwar Kadir mengungkapkan Enrekang adalah salah satu kabupaten yang akan mewakili Sulawesi Selatan dalam kontes tersebut. "Dari Sulawesi Selatan, baru Enrekang yang pasti. Kalau kabupaten lain saya belum tahu," kata Anwar.

Kontes ini akan diikuti oleh seluruh negara penghasil kopi di dunia. Di Indonesia, daerah yang akan mengikuti kontes tersebut, di antaranya beberapa daerah sentra kopi di Sumatera dan Bali.

Anwar mengaku telah menyiapkan bahan yang akan dikirim ke Italia untuk keperluan kontes. Adapun kopi yang dipersiapkan untuk kontes tersebut, kata Anwar, adalah kopi beras dan kopi bubuk jenis arabika. "Kami akan mengirim 3 kilogram kopi beras dan 1 kilogram kopi bubuk," dia menjelaskan. Menurut Anwar, yang menjadi penilaian dalam kontes tersebut adalah ukuran biji kopi, berat, keseragaman warna, cita rasa, dan aroma.

Hanya, Anwar menjelaskan, yang menjadi permasalahan saat ini adalah produktivitas kopi di Enrekang yang menurun drastis. Penurunan produksi mulai terjadi sejak awal 2011 akibat anomali iklim. "Penurunan produksi mencapai 50 persen," kata dia. Ini mengakibatkan pabrik kopi yang mereka miliki tidak beroperasi karena kekurangan bahan baku.

Pemerintah Enrekang, kata Bupati Enrekang La Tinro La Tunrung, akan kembali mengembangkan kopi jenis arabika tipika setelah harga kopi daerah ini mulai membaik sejak 2-3 tahun belakangan ini. Kopi jenis ini pernah menjadi produk unggulan Enrekang dan menjadi produk ekspor pada zaman penjajahan Belanda. "Kopi Enrekang memiliki aroma, bentuk biji kopi, dan cita rasa yang sangat khas," kata La Tinro saat ditemui di sela acara buka puasa bersama di Kecamatan Malua, Enrekang, Ahad lalu.

Untuk pengembangan kopi jenis arabika tipika tahap pertama, pemerintah mulai menanami lahan seluas 30 hektare di daerah Bungin. Baru-baru ini Enrekang juga menambah lahan tanam seluas 50 hektare. "Untuk tanaman tahap pertama diprediksi sudah bisa menghasilkan buah dalam waktu 1,5 tahun," kata La Tinro. Penyediaan bibit kopi arabika tipika ini bekerja sama dengan Fakultas Pertanian Universitas Hasanuddin. Selain itu, penyediaan bibit kopi dilakukan dengan sistem sambung batang yang diambil dari tanaman yang sudah berusia ratusan tahun.

Menurut La Tinro, sebenarnya kopi Enrekang lebih populer dibanding kopi Toraja, terutama untuk kopi jenis arabika tipika. Alasannya, kopi ini menggunakan pupuk organik, bukan pupuk pestisida. Hanya, masyarakat malas membudidayakannya karena produksi buahnya tidak banyak, hanya 500 kilogram per hektare atau seperempat dari tanaman kopi biasa.

Menurut Kepala Dinas Perkebunan Sulawesi Selatan Burhanuddin Mustafa, selain Enrekang, daerah Sulawesi Selatan yang berpotensi mengikuti kontes ini adalah Kabupaten Tana Toraja, Toraja Utara, dan Luwu. Ia mengaku mendukung penuh setiap usaha yang memperkenalkan kopi daerah ini ke tingkat dunia. "Ini sangat bermanfaat untuk mengangkat citra komoditas kopi Sulawesi Selatan kepada pasar internasional,” kata dia.



| ANISWATI SYAHRIR | IRMAWATI

Berita terkait

Ekspor Maret 2024 Naik 16,4 Persen tapi Tetap Anjlok Dibanding Tahun Lalu

12 hari lalu

Ekspor Maret 2024 Naik 16,4 Persen tapi Tetap Anjlok Dibanding Tahun Lalu

BPS mencatat nilai ekspor Indonesia pada Maret 2024 naik 16,40 persen dibanding Februari 2024. Namun anjlok 4 persen dibanding Maret 2023.

Baca Selengkapnya

Indonesia-Tunisia Gelar Intersesi ke-6, Bahas Peningkatan Perdagangan Bilateral

13 hari lalu

Indonesia-Tunisia Gelar Intersesi ke-6, Bahas Peningkatan Perdagangan Bilateral

Delegasi Indonesia dan Tunisia membahas perjanjian perdagangan bilateral di Tangerang. Indonesia banyak mengekspor sawit dan mengimpor kurma.

Baca Selengkapnya

Ekspor Impor Oktober Melemah, Konflik Geopolitik dan Perlambatan Ekonomi Jadi Penyebab

16 November 2023

Ekspor Impor Oktober Melemah, Konflik Geopolitik dan Perlambatan Ekonomi Jadi Penyebab

Fajar Hirawan mengatakan kinerja perdagangan ekspor dan impor yang menurun atau terkontraksi pada Oktober 2023 terjadi akibat fenomena global.

Baca Selengkapnya

Terkini: Konser Coldplay di Jakarta Beberapa Jam Lagi, Hungaria Investasi Rp 4,7 Triliun untuk Proyek Tol Nirsentuh di Indonesia

15 November 2023

Terkini: Konser Coldplay di Jakarta Beberapa Jam Lagi, Hungaria Investasi Rp 4,7 Triliun untuk Proyek Tol Nirsentuh di Indonesia

Coldplay akan menyelenggarakan konser perdananya pada hari ini. Kehebohan warganet menjelang hari H terlihat di media massa sejak beberapa hari lalu.

Baca Selengkapnya

Bea Cukai Bantu Produk Kopi dan Perikanan UMKM Masuki Pasar Internasional

15 November 2023

Bea Cukai Bantu Produk Kopi dan Perikanan UMKM Masuki Pasar Internasional

Dua unit vertikal Bea Cukai, yakni Bea Cukai Jayapura dan Bea Cukai Labuan Bajo bantu pelaku UMKM realisasikan ekspor produk unggulannya.

Baca Selengkapnya

Jokowi Bentuk Satgas Peningkatan Ekspor Nasional, Berikut Isi Tim Pengarahnya

26 September 2023

Jokowi Bentuk Satgas Peningkatan Ekspor Nasional, Berikut Isi Tim Pengarahnya

Jokowi melalui Keputusan Presiden Nomor 24 Tahun 2023 membentuk Satuan Tugas Peningkatan Ekspor Nasional.

Baca Selengkapnya

Nilai Ekspor Indonesia 2022 Tumbuh 29,4 Persen, Komoditas Apa yang Berkontribusi?

11 Januari 2023

Nilai Ekspor Indonesia 2022 Tumbuh 29,4 Persen, Komoditas Apa yang Berkontribusi?

Nilai ekspor Indonesia pada 2022 tumbuh 29,4 persen dengan nilai US$ 268 miliar atau sekitar Rp 4.144 triliun. Beberapa komoditas seperti besi baja, bahan bakar fosil, dan minyak kelapa sawit atau crude palm oil (CPO) berkontribusi dalam peningkatan tersebut.

Baca Selengkapnya

Kinerja Ekspor Mulai Tunjukkan Pelemahan, Sri Mulyani: Kita Harus Waspadai

20 Desember 2022

Kinerja Ekspor Mulai Tunjukkan Pelemahan, Sri Mulyani: Kita Harus Waspadai

Sri Mulyani mengatakan sepanjang Januari sampai November pertumbuhan ekspor Indonesia ada di 28,2 persen.

Baca Selengkapnya

Ekspor RI per September Turun 10,99 Persen, BPS Jelaskan Rinciannya

17 Oktober 2022

Ekspor RI per September Turun 10,99 Persen, BPS Jelaskan Rinciannya

BPS mencatat ekspor Indonesia pada September 2022 sebesar US$ 24,8 miliar.

Baca Selengkapnya

Bulan Mei Ekspor Pertanian Tumbuh 20,32 Persen

15 Juni 2022

Bulan Mei Ekspor Pertanian Tumbuh 20,32 Persen

Secara akumulatif Januari hingga Mei 2022, ekspor pertanian juga mengalami peningkatan.

Baca Selengkapnya