Monyet Ekor Panjang Mengamuk, Lima Orang Terluka  

Reporter

Editor

Senin, 27 Juni 2011 12:10 WIB

Monyet Ekor Panjang. TEMPO/ Yosep Arkian

TEMPO Interaktif, Pasuruan - Seekor monyet ekor panjang (Macaca fascicularisz) liar mengamuk menyerang warga Kecamatan Rembang, Kabupaten Pasuruan. Dalam sebulan ini, korban keganasan monyet ekor panjang itu mencapai lima orang.

Mereka rata-rata mengalami luka robek. Korban, yaitu Nisa, 10 tahun; Jumali, 37 tahun; Ahmad Efendi, 17 tahun; Khoirul Huda, 21 tahun; dan Muhammad Rizki, 5 tahun.

"Seekor monyet tiba-tiba menyerang dan menggigit anak saya," kata ibunda Rizki, Rusmini, warga Desa Oro Oro Ombo, Kecamatan Rembang, Kabupaten Sidoarjo. Korban monyet ekor panjang ini menjalani perawatan hingga harus menjalani operasi untuk menjahit luka robek yang dialaminya.

Diduga monyet ekor panjang ini milik warga setempat yang terlepas. Lantaran, di daerah setempat tak ada habitat monyet ekor panjang. Biasanya, monyet ekor panjang berkembang biak dan hidup berkelompok di Taman Hutan Rakyat (Tahura) Raden Soerjo di lereng Gunung Arjuna, sedangkan lokasinya jauh dari hutan lindung tersebut.

Warga setempat hingga kini terus waspada dan memburu monyet ekor panjang tersebut. Mereka khawatir jika monyet kembali menyerang dan mencederai warga. Bahkan, sejumlah warga sempat berburu dengan senapan laras panjang dan mengerahkan anjing pemburu.

Kini, populasi monyet ekor panjang di kawasan Tahura Raden Soerjo merosot. Penyebabnya adalah tingginya frekuensi perburuan satwa liar di kawasan hutan yang terletak di lereng Gunung Welirang dan Arjuna ini. Pelaku perburuan satwa liar ini berasal dari berbagai daerah. "Satwa hasil buruan, selain diambil daging untuk konsumsi, juga diburu hidup untuk dijual di pasar burung," kata Ketua ProFauna Indonesia.

Berdasarkan penelitian ProFauna Indonesia, kawasan Tahura Raden Soerjo menjadi habitat bagi Lutung Jawa, monyet ekor panjang, tupai raksasa, kucing hutan, 80 jenis burung, termasuk elang Jawa (Spizaetus bartelsi). Elang Jawa merupakan satwa yang dilindungi karena terancam punah.

Maraknya perburuan satwa di Tahura Raden Soerjo disebabkan tak adanya penjagaan khusus di pintu masuk kawasan. Bahkan, selama ini tak ada patroli untuk mengawasi masyarakat yang masuk kawasan, sedangkan akses jalan masuk menuju kawasan lindung ini juga mudah. Sejumlah titik jalan dari permukiman warga serta jalan beraspal juga telah membelah kawasan ini.

EKO WIDIANTO



Berita terkait

Lumba-lumba Air Tawar Sangat Langka Mati di Tempat Baru di Sungai Amazon

30 Oktober 2023

Lumba-lumba Air Tawar Sangat Langka Mati di Tempat Baru di Sungai Amazon

Lumba-lumba air tawar yang sangat langka mati di tempat baru di sepanjang Sungai Amazon.

Baca Selengkapnya

Polisi Buru Komunitas Pecinta Satwa Dalam Kasus Penjualan Hewan Langka di Bekasi

28 Januari 2021

Polisi Buru Komunitas Pecinta Satwa Dalam Kasus Penjualan Hewan Langka di Bekasi

Tersangka kasus penjualan hewan langka YI mengaku mendapatkan orangutan dari temannya di komunitas pecinta satwa di media sosial.

Baca Selengkapnya

Hewan Langka: Mirip Ikan, Ular Laut Ini Bernapas dari Dahi

26 September 2019

Hewan Langka: Mirip Ikan, Ular Laut Ini Bernapas dari Dahi

Keberadaan binatang langka atau unik, Hydrophis cyanocinctus, ular laut yang bernapas dari dahinya bernama, dipublikasikan oleh The Conversation.

Baca Selengkapnya

Kebun Binatang Gembira Loka Terima Bulus Jumbo Langka

7 Februari 2019

Kebun Binatang Gembira Loka Terima Bulus Jumbo Langka

Seekor bulus sepanjang 1 meter dititipkan dan dirawat di Kebun Binatang Gembira Loka, Yogyakarta.

Baca Selengkapnya

Anjingnya Mati, Wanita Ini Gugat Dokter Hewan Rp 1,3 Miliar

19 September 2018

Anjingnya Mati, Wanita Ini Gugat Dokter Hewan Rp 1,3 Miliar

Seorang wanita, Nadhila Utama, mengajukan gugatan perdata Rp 1,3 miliar terhadap dokter hewan ke Pengadilan Tangerang karena anak anjingnya mati.

Baca Selengkapnya

Kisah Harimau Sumatera yang Mati Dibunuh Warga Mandailing Natal

6 Maret 2018

Kisah Harimau Sumatera yang Mati Dibunuh Warga Mandailing Natal

Harimau Sumatera yang mati ditombak warga di Mandailling Natal ternyata sudah tak utuh lagi. Beberapa bagian tubuh Harimau Sumatera itu hilang.

Baca Selengkapnya

Diburu di Tasikmalaya, Aktivis Bebaskan Kukang Jawa Hasil Rehab

28 Januari 2018

Diburu di Tasikmalaya, Aktivis Bebaskan Kukang Jawa Hasil Rehab

Pada peringatan Hari Primata Indonesia, IAR akan melepasliarkan 15 ekor kukang jawa di Gunung Sawal, pada Selasa 30 Januari 2018.

Baca Selengkapnya

Nelayan Temukan Lumba-lumba Langka Berkepala Dua

7 Juli 2017

Nelayan Temukan Lumba-lumba Langka Berkepala Dua

Sekelompok nelayan menemukan bayi porpoise (mamalia mirip lumba-lumba) berkepala dua.

Baca Selengkapnya

Bayi Lutung Perak Ini Bakal Jadi Pusat Perhatian Baru di Ragunan

26 Juni 2017

Bayi Lutung Perak Ini Bakal Jadi Pusat Perhatian Baru di Ragunan

Bayi lutung perak berusia 1 bulan ini masih disusui induknya dan bakal berubah warna dalam setahun.

Baca Selengkapnya

30 Kukang Hasil Sitaan Dibebaskan di Gunung Ciremai

11 Mei 2017

30 Kukang Hasil Sitaan Dibebaskan di Gunung Ciremai

Sebanyak 30 kukang hasil sitaan dari pedagang online akhirnya dikembalikan ke alam liar BBKSDA wilayah Jawa Barat di Taman Nasional Gunung Ciremai.

Baca Selengkapnya