Menlu RI-Singapura Sepakat Lakukan Upaya Konkret Soal Ekstradisi

Reporter

Editor

Jumat, 24 Juni 2011 15:21 WIB

Menteri Luar Negeri Singapura K. Shanmugam (kiri) dan Meteri Luar Negeri Marty Natalegawa. AP/Tatan Syuflana

TEMPO Interaktif, Jakarta - Pemerintah Indonesia dan Singapura sepakat akan mengambil langkah konkret untuk meratifikasi perjanjian ekstradisi dan perjanjian mengenai kerja sama pertahanan kedua negara. Untuk membahas soal ini, “Menteri Singapura bertemu dengan Presiden RI dan Menteri Koordinator Politik Hukum dan HAM,” kata juru bicara Kementerian Luar Negeri, Michael Tene, melalui keterangan persnya hari ini, Jumat, 24 Juni 2011.

Kesepakatan itu muncul dalam pertemuan Menteri Luar Negeri Marty Natalegawa dengan Menteri Luar Negeri Singapura yang baru, K. Shanmugam, di kantor Kementerian Luar Negeri di kawasan Pejambon, Jakarta Pusat, Jumat siang tadi. Setelah kedua menteri mengadakan pertemuan di Pejambon, keduanya menemui Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di Istana Negara.

Tak hanya kesepakatan soal ekstradisi dan kerja sama pertahanan, pertemuan dua menteri itu secara umum membahas hubungan bilateral kedua negara di bidang, politik, ekonomi, dan budaya. "Termasuk isu-isu lain yang menjadi perhatian bersama, seperti kerja sama di tingkat ASEAN,” kata Michael.

Michael menjelaskan bahwa kunjungan Shanmugam ini merupakan kali pertama sejak ia diangkat menjadi Menlu Singapura pada Mei lalu. Pembicaraan kedua menteri diawali dengan pertemuan empat mata dan dilanjutkan dengan pembicaraan bilateral, khususnya mengenai berbagai kesepakatan (Leaders Retreat) di bidang politik, ekonomi, sosial, dan budaya yang dibuat pada Mei 2010 lalu.

Di bidang politik, pertemuan itu antara lain membahas isu mengenai percepatan perundingan batas maritim di sebelah timur Selat Singapura (antara Bata-Changi) yang hingga kini masih belum mencapai kata sepakat. Adapun isu regional dan internasional yang menjadi bahasan kedua menteri itu, di antaranya terkait East Asia Summit, permohonan Timor Leste menjadi anggota ASEAN, dan perbatasan Laut Cina Selatan.

Kedua menteri juga mengapresiasi mekanisme kerja sama yang telah dibentuk antar kedua kepala negera sebelumnya. Begitu pun dengan enam kelompok kerja di bidang ekonomi dan satu kelompok kerja di bidang ancaman transnasional. “Kedua negara menggarisbawahi pentingnya penguatan kerja sama dalam penanggulangan kriminalitas lintas negara, seperti pencucian uang, penjualan orang, pembajakan, dan pembalakan liar,” kata Michael.

Kedua negara, Michael melanjutkan, juga akan saling mendukung pencalonan kandidat masing-masing negara dalam organisasi internasional.

RIKY FERDIANTO

Berita terkait

Retno Marsudi Bahas Langkah Perlindungan WNI di Tengah Krisis Timur Tengah

1 hari lalu

Retno Marsudi Bahas Langkah Perlindungan WNI di Tengah Krisis Timur Tengah

Retno Marsudi menilai situasi Timur Tengah telah mendesak Indonesia untuk mempersiapkan diri jika situasi semakin memburuk, termasuk pelindungan WNI

Baca Selengkapnya

Kementerian Luar Negeri Benarkan Ada WNI Terlibat Pembunuhan di Korea Selatan

3 hari lalu

Kementerian Luar Negeri Benarkan Ada WNI Terlibat Pembunuhan di Korea Selatan

Kementerian Luar Negeri RI membenarkan telah terjadi perkelahian sesama kelompok WNI di Korea Selatan persisnya pada 28 April 2024

Baca Selengkapnya

Otoritas di Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat Tak Percaya Israel Gunakan Senjata dengan Benar

5 hari lalu

Otoritas di Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat Tak Percaya Israel Gunakan Senjata dengan Benar

Biro-biro di Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat tidak percaya Israel gunakan senjata dari Washington tanpa melanggar hukum internasional

Baca Selengkapnya

Rusia Akan Balas Jika Aset-asetnya Disita Amerika Serikat

5 hari lalu

Rusia Akan Balas Jika Aset-asetnya Disita Amerika Serikat

Kementerian Luar Negeri Rusia mengancam negara-negara Barat akan mendapat balasan tegas jika aset-aset Rusia yang dibekukan, disita

Baca Selengkapnya

WNI Selamat dalam Gempa Taiwan

7 hari lalu

WNI Selamat dalam Gempa Taiwan

Taiwan kembali diguncang gempa bumi sampai dua kali pada Sabtu, 26 April 2024. Tidak ada WNI yang menjadi korban dalam musibah ini

Baca Selengkapnya

IOM Dapat Penghargaan Hasan Wirajuda Pelindungan WNI

7 hari lalu

IOM Dapat Penghargaan Hasan Wirajuda Pelindungan WNI

IOM merupakan organisasi internasional pertama yang menerima Penghargaan Hasan Wirajuda Pelindungan WNI

Baca Selengkapnya

23 Individu Dapat Penghargaan Hassan Wirajuda Pelindungan WNI Award

7 hari lalu

23 Individu Dapat Penghargaan Hassan Wirajuda Pelindungan WNI Award

Sebanyak 23 individu mendapat Hassan Wirajuda Pelindungan WNI Award karena telah berjasa dalam upaya pelindungan WNI

Baca Selengkapnya

Amerika Serikat Gunakan Hak Veto Gagalkan Keanggotaan Penuh Palestina di PBB, Begini Sikap Indonesia

13 hari lalu

Amerika Serikat Gunakan Hak Veto Gagalkan Keanggotaan Penuh Palestina di PBB, Begini Sikap Indonesia

Mengapa Amerika Serikat tolak keanggotaan penuh Palestina di PBB dengan hak veto yang dimilikinya? Bagaimana sikap Indonesia?

Baca Selengkapnya

Kemlu Respons Veto AS Soal Resolusi Negara Palestina di PBB

15 hari lalu

Kemlu Respons Veto AS Soal Resolusi Negara Palestina di PBB

Kementerian Luar Negeri RI menyoroti gagalnya PBB mensahkan keanggotaan penuh Palestina.

Baca Selengkapnya

Menteri Luar Negeri Rusia dan Iran Disebut Saling Kontak Sehari sebelum Serangan Ke Israel

17 hari lalu

Menteri Luar Negeri Rusia dan Iran Disebut Saling Kontak Sehari sebelum Serangan Ke Israel

Sergey Lavrov terhubung dalam percakapan telepon dengan Iran Hossein Amirabdollahian sebelum serangan membahas situasi di Timur Tengah

Baca Selengkapnya