Kemenhan Evaluasi Sembilan Perusahaan Bahan Peledak

Reporter

Editor

Selasa, 14 Juni 2011 15:48 WIB

Polisi menemukan puluhan lembar uang palsu serta Senjata dan bahan peledak jenis TNT pada penggerebekan di Jalan Walang, Koja, Jakarta Utara. TEMPO/Dwi Riyanto Agustiar

TEMPO Interaktif, Jakarta - Kementerian Pertahanan akan mengevaluasi sembilan perusahaan yang mengantongi izin produksi dan distribusi bahan peledak. Direktur Jenderal Potensi Pertahanan Kementerian Pertahanan, Pos M. Hutabarat, mengatakan evaluasi dilakukan karena selama izin diberikan, perusahaan-perusahaan ini tidak juga memproduksi bahan peledak di dalam negeri.

Sembilan perusahaan itu adalah PT. Dahana, PT. Pindad, PT. Multi Nitrotama Kimia, PT Armindo Prima, PT. Trivita Perkasa, PT. Tridaya Esta, PT. Asa Karya Multipratama, PT Aeka Gas Indonesia dan PT. Maxis.

"Dari hasil evaluasi itu kementerian akan mengambil tindakan," katanya di Jakarta, Selasa 14 Juni 2011. Tindakan yang diambil kementerian bisa berupa tidak memberikan perpanjangan izin atau tidak lagi memberikan rekomendasi impor bahan peledak untuk perusahaan-perusahaan itu.

Pos Hutabarat mengatakan izin yang diberikan pada perusahaan sebenarnya izin produksi. Meski diperbolehkan impor, secara bertahap mereka harus mulai memproduksi bahan peledak di dalam negeri. Tapi kenyataannya ke-sembilan perusahaan itu selama ini hanya impor.

Akibatnya pengembangan produksi bahan peledak di dalam negeri sangat lamban. Pemerintah menargetkan pada 2014 kebutuhan bahan peledak sepenuhnya disuplai dari industri domestik. Tapi sampai saat ini baru 40-60 ribu ton bahan peledak amonium nitrat yang diproduksi di dalam negeri, sisanya diimpor.

Pos mengatakan kebutuhan bahan peledak di dalam negeri mencapai 450 ribu ton per tahun dan diperkirakan terus naik sampai 700 ribu ton pada 2014. Dari sembilan perusahaan yang mendapatkan izin produksi, hanya PT. Dahana dan PT. Multi Nitrotama Kimia yang sudah mulai memproduksi bahan peledak sendiri.

Evaluasi akan dilakukan dalam dua sampai tiga minggu mendatang. "Mereka (perusahaan) akan dipanggil dan diminta melakukan review untuk menjelaskan masalah apa yang dihadapi sehingga belum bisa produksi," kata Pos. Ia mengatakan kementerian akan mengambil tindakan secepatnya pada awal bulan mendatang.



KARTIKA CANDRA

Berita terkait

10.000 Warga Palestina Hilang di Gaza, 210 Hari Sejak Serangan Israel Dimulai

3 hari lalu

10.000 Warga Palestina Hilang di Gaza, 210 Hari Sejak Serangan Israel Dimulai

Sejauh ini, 30 anak telah meninggal karena kelaparan dan kehausan di Gaza akibat blokade total bantuan kemanusiaan oleh Israel

Baca Selengkapnya

75 Tahun Hubungan Diplomatik, India dan Indonesia Adakan Pameran dan Seminar Industri Pertahanan

5 hari lalu

75 Tahun Hubungan Diplomatik, India dan Indonesia Adakan Pameran dan Seminar Industri Pertahanan

Pameran sekaligus seminar Industri Pertahanan ini dalam rangka peringatan 75 tahun hubungan diplomatik India-Indonesia.

Baca Selengkapnya

Melihat Kemampuan Sukhoi Su-35 yang Ditawarkan Rusia Ke RI

10 hari lalu

Melihat Kemampuan Sukhoi Su-35 yang Ditawarkan Rusia Ke RI

Sukhoi Su-35 merupakan pesawat tempur generasi 4++ yang dilengkapi dengan teknologi canggih

Baca Selengkapnya

Kementerian Pertahanan Isreal Dikabarkan Bersiap Menyerang Rafah

11 hari lalu

Kementerian Pertahanan Isreal Dikabarkan Bersiap Menyerang Rafah

Kementerian Pertahanan Israel membeli 40 ribu tenda sebagai bagian dari upaya mengevakuasi pengungsi Gaza di Rafah

Baca Selengkapnya

Prabowo Bertemu Tony Blair, Ini yang Dibahas

17 hari lalu

Prabowo Bertemu Tony Blair, Ini yang Dibahas

Prabowo dan Tony Blair mendiskusikan satu kunci pencapaian kemakmuran dan perbaikan kualitas hidup rakyat Indonesia.

Baca Selengkapnya

Temui Menlu Cina, Prabowo Bahas Peningkatan Kerja Sama Pertahanan

18 hari lalu

Temui Menlu Cina, Prabowo Bahas Peningkatan Kerja Sama Pertahanan

Prabowo Subianto menerima kunjungan Menteri Luar Negeri Cina Wang Yi, di Kantor Kementerian Pertahanan, Jakarta, pada Kamis, 18 April 2024.

Baca Selengkapnya

Terjadi Longsor di Sekitar Gudang Bahan Peledak Milik PT Antam

22 hari lalu

Terjadi Longsor di Sekitar Gudang Bahan Peledak Milik PT Antam

Polsek Nanggung, Polres Bogor melaporkan terjadi longsor di sekitar gudang bahan peledak milik PT Antam Unit Bisnis Penambangan Emas (UBPE)

Baca Selengkapnya

PT Dirgantara Indonesia Garap Modernisasi Pesawat C130 Hercules Milik TNI AU

28 hari lalu

PT Dirgantara Indonesia Garap Modernisasi Pesawat C130 Hercules Milik TNI AU

Kontrak pengadaan modernisasi pesawat C130 Hercules antara PTDI dan Kementerian Pertahanan terhitung efektif per 2 Februari 2024.

Baca Selengkapnya

Akhiri Kunjungan, Prabowo Temui Menhan Cina Bahas Kerjasama Pertahanan

34 hari lalu

Akhiri Kunjungan, Prabowo Temui Menhan Cina Bahas Kerjasama Pertahanan

Kedatangan Prabowo ke negara tirai bambu untuk memperkuat kerja sama antara dua negara.

Baca Selengkapnya

Ledakan Gudang Peluru No.6 Milik Kodam Jaya di Ciangsana, Begini Aturan Soal Pemeliharaan Amunisi

34 hari lalu

Ledakan Gudang Peluru No.6 Milik Kodam Jaya di Ciangsana, Begini Aturan Soal Pemeliharaan Amunisi

Ledakan gudang peluru Kodam Jaya di Ciangsana, Bogor mengejutkan publik. Bagaimana aturan soal pemeliharaan amunisi di gudang penimbunan?

Baca Selengkapnya