ICW Ragukan Komitmen Demokrat Usut Kasus Wisma Atlet  

Reporter

Editor

Sabtu, 14 Mei 2011 13:49 WIB

Mindo Rosalina Manulang. TEMPO/Seto Wardhana
TEMPO Interaktif, Jakarta - Indonesia Corruption Watch (ICW) meragukan komitmen Partai Demokrat dalam mengusut tuntas dugaan permainan uang dalam pembangunan wisma atlet SEA Games yang menjerat dua kader partai penguasa itu. "Kalau melihat proses yang ada sekarang, tidak menunjukkan komitmen serius mereka dalam menangani kasus ini," ujar Peneliti Divisi Korupsi Politik ICW, Abdullah Dahlan, saat dihubungi Tempo, Sabtu 14 Mei 2011.

Dua kader Demokrat, M. Nazaruddin dan Angelina Sondakh, disebut-sebut terlibat dalam kasus dugaan korupsi wisma atlet SEA Games Jakabaring Palembang, Sumatra Selatan. Mindo Rosalina Manullang, salah satu tersangka dalam kasus ini, menuturkan dirinya adalah anak buah Nazaruddin di PT Anak Negeri. Nazaruddin pernah tercatat sebagai Komisaris Utama di perusahaan itu.

Rosa ditangkap KPK dua pekan lalu bersama Sekretaris Menteri Pemuda dan Olahraga, Wafid Muharram, dan Direktur PT Duta Graha Indah, Muhammad El Idris. Mereka ditangkap setelah melakukan transaksi tiga lembar cek senilai RP 3,2 miliar dari Idris kepada Wafid. Duta Graha adalah perusahaan pemenang tender pembangunan wisma atlet ini. Rosa pernah menuturkan dirinya hanya menjalankan perintah dari Nazzarudin untuk menyerahkan success fee pemenangan Duta Graha kepada Wafid.

Sedangkan Angelina Sondakh disebut Rosa sebagai koordinator pengamanan anggaran pembangunan wisma atlet ini di Komisi Olahraga DPR RI. Mantan Putri Indonesia itu bersama dengan Wayan Koster, dari Fraksi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan, merupakan Koordinator dan Wakil Koordinator Kelompok Kerja Anggaran Komisi X. Namun, ketiga orang yang disebut itu telah membantah semua tudingan ini. Rosa pun telah mencabut semua pernyataannya dan mengaku tak mengenal Nazaruddin.

Demokrat sendiri langsung merespon dugaan ini dengan membentuk tim investigasi di tingkat Fraksi. Dewan Kehormatan partai ini pun langsung memanggil kedua kadernya. Namun, tim ini hanya bertugas mengklarifikasi tudingan yang berkembang.

Dahlan mengatakan, kinerja satu arah seperti yang dilakukan Dewan Kehormatan Demokrat menunjukkan ketidakseriusan dalam mengusut tuntas kasus ini. "Pola investigasi yang dilakukan seharusnya tidak satu arah seperti itu. Mereka juga seharusnya melihat banyak bukti yang ada," ujarnya. Menurut Dahlan, banyak bukti yang bisa digunakan untuk mengaitkan Nazaruddin dan Rosa.

Berdasarkan penelusuran ICW, dalam dokumen profil Nazaruddin di Komisi Pemilihan Umum, tercantum jelas ia adalah Komisaris Utama PT Anak Negeri. "Dokumen itu kan yang mengisi dia sendiri, dan itu ditandatangani oleh Ketua Umum dan Sekjen Demokrat saat itu, Hadi Purnomo dan Marzuki Alie," ujarnya. Karena itu, ia menambahkan, sulit menepis hubungan antara Nazaruddin dan Rosa.

Selain itu, pernyataan tim investigasi yang telah mengambil kesimpulan bahwa keduanya tak terlibat juga dinilai janggal. "Seharusnya tidak secepat itu membuat kesimpulan. Jangan hanya mereka menepis kemudian dipercaya. Itu menunjukkan komitmen untuk mengusut hanya dari satu arah saja," jelasnya. Ia melanjutkan, seharusnya yang dilakukan Partai Demokrat adalah mengambil tindakan tegas kepada kedua kadernya ini selama proses hukum berjalan. "Kalau mereka memang serius, seharusnya langsung saja dinonaktifkan dari DPR," ujarnya.

FEBRIYAN

Berita terkait

Polemik Kabar KPK Digabung dengan Ombudsman

29 hari lalu

Polemik Kabar KPK Digabung dengan Ombudsman

Kabar peleburan KPK dengan Ombudsman menimbulkan polemik. Bappenas membantah tengah membahas peleburan tersebut.

Baca Selengkapnya

Terpopuler: Potensi Konflik Kepentingan Pimpinan KPK dan Rafael Alun, Pemerintah Resmi Naikkan Harga Beras

16 Maret 2023

Terpopuler: Potensi Konflik Kepentingan Pimpinan KPK dan Rafael Alun, Pemerintah Resmi Naikkan Harga Beras

Berita bisnis terpopuler: Potensi konflik kepentingan pimpinan KPK dan Rafael Alun, harga beras resmi naik.

Baca Selengkapnya

Rafael Alun Diduga Satu Angkatan STAN dengan Wakil Ketua KPK Alexander Marwata, ICW: Ada Potensi Konflik Kepentingan

15 Maret 2023

Rafael Alun Diduga Satu Angkatan STAN dengan Wakil Ketua KPK Alexander Marwata, ICW: Ada Potensi Konflik Kepentingan

Rafael Alun diduga satu angkatan di STAN dengan Wakil Ketua KPK Alexander Marwata. Ada potensi konflik kepentingan, ICW minta KPK terbuka.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Gugat Putusan Keterbukaan Informasi Audit JKN BPJS, Ini Tanggapan KIP

12 Februari 2023

Sri Mulyani Gugat Putusan Keterbukaan Informasi Audit JKN BPJS, Ini Tanggapan KIP

Wakil Ketua KIP Arya Sandhiyudha angkat bicara gugatan Sri Mulyani terkait putusan keterbukaan informasi audit JKN BPJS Kesehatan.

Baca Selengkapnya

Digugat Sri Mulyani, ICW: Yang Kami Minta Hasil Audit terkait Dana Publik

11 Februari 2023

Digugat Sri Mulyani, ICW: Yang Kami Minta Hasil Audit terkait Dana Publik

Koordinator Indonesia Corruption Watch (ICW) Agus Sunaryanto mengaku heran dengan sikap Menteri Keuangan Sri Mulyani yang bersikukuh tidak ingin mengeluarkan ke publik hasil audit program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) BPJS Kesehatan.

Baca Selengkapnya

Digugat Sri Mulyani, ICW: Uji Akses Informasi Kami sudah Dimenangkan KIP

11 Februari 2023

Digugat Sri Mulyani, ICW: Uji Akses Informasi Kami sudah Dimenangkan KIP

Menteri Keuangan Sri Mulyani menggugat Indonesia Corruption Watch (ICW) ke Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN) Jakarta

Baca Selengkapnya

ICW Ingatkan Kejaksaan Agung Jangan Intervensi Kasus Imam Nahrawi

21 Mei 2020

ICW Ingatkan Kejaksaan Agung Jangan Intervensi Kasus Imam Nahrawi

Peringatan ICW terhadap kejaksaan Agung mendasarkan pada penjelasan mantan Asisten Pribadi Imam Nahrawi, Miftahul Ulum.

Baca Selengkapnya

Dinilai Sebagai Pimpinan yang Terburuk, KPK: ICW Paling Benar

30 Desember 2019

Dinilai Sebagai Pimpinan yang Terburuk, KPK: ICW Paling Benar

Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Nawawi Pomolango angkat bicara perihal penilaian Indonesia Corruption Watch (ICW) yang menyebut bahwa lembaga di bawah kepimpinannya menjadi yang terburuk.

Baca Selengkapnya

Peneliti ICW Menolak Konsep Dewan Pengawas KPK

12 Desember 2019

Peneliti ICW Menolak Konsep Dewan Pengawas KPK

Dewan Pengawas KPK dianggap tetap menggambarkan bahwa negara gagal memahami konsep penguatan.

Baca Selengkapnya

ICW: KPK Bisa Jerat Saksi 'Nakal' dengan Obstruction of Justice

28 November 2019

ICW: KPK Bisa Jerat Saksi 'Nakal' dengan Obstruction of Justice

"Tentunya bila KPK memiliki bukti-bukti yang kuat mengenai tindakan saksi ini."

Baca Selengkapnya