Komnas HAM Bentuk Pencari Fakta Kasus Jatim

Reporter

Editor

Kamis, 4 Desember 2003 14:35 WIB

TEMPO Interaktif, Jakarta:Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) membentuk tim pencari fakta kasus kerusuhan di Jawa Timur yang terjadi akibat pergulatan politik nasional menjelang dan setelah jatuhnya Memorandum II. Tim ini dibentuk berdasarkan rapat pleno Komnas HAM yang dihadiri 14 anggotanya di kantor Komnas HAM Jakarta, Selasa (5/6).

Para anggota yang hadir masing-maisng H.R Djoko Soegianto (ketua), Asmara Nababan (sekjen), Bambang W Soeharto (wakil ketua), Saparinah Sadli (wakil ketua), M. Salim, Soegiri, Saafrudin Bahar, Sutandyo Wignjosoebroto, Satjipto Rahardjo, Miriam Budihardjo, dan Emil Salim. Menurut Asmara Nababan, kasus yang akan ditangani antara lain pembakaran tempat ibadah, gedung sekolah, tempat tinggal, penganiayaan wartawan, dan kasus Pasuruan.

Komisi Nasional menunjuk tiga anggotanya untuk segera melakukan pengecekan di lapangan, mereka adalah M Salim, Soegiri, dan Saafrudin Bahar. “Tim ini dibentuk karena adanya desakan dari masyarakat, bukan permintaan Presiden,” ujarnya.

Namun, Nababan membenarkan bahwa Presiden Abdurrahman Wahid, yang didampingi Menkeh dan HAM Marsillam Simandjuntak, meminta Komnas HAM membentuk tim untuk menyelidiki kasus Pasuruan. Permintaan itu diungkapkan kepada Djoko Soegianto dan Bambang W Soeharto yang menemui Presiden Wahid di Istana Negara Jakarta. Dalam pembicaraan itu, katanya, wakil Komnas itu mengatakan bahwa sebenarnya sudah siap membentuk tim pencari fakta kasus Ja-Tim, bukan hanya untuk kasus Pasuruan.

Setelah memenuhi panggilan Presiden Wahid, menurut Nababan, Djoko dan Bambang melaporkan hasil pertemuan itu kepada rapat pleno. Ia membantah dugaan bahwa rapat pleno sengaja digelar mendadak untuk menindaklanjuti pertemuan Presiden dengan Komnas. “Rapat pleno sudah diagendakan sebelumnya,” katanya.

Lebih lanjut, ia menjelaskan, rapat pleno yang berakhir pukul 18.10 WIB itu juga menyepakati pembentukan Komisi Penyelidik Pelanggaran (KPP) HAM kasus Trisakti dan Semanggi I-II 1998 dan KPP HAM kasus Lampung. Dalam waktu dekat, Komisi akan menentukan siapa saja para anggota kedua KPP itu. (Jobpie Sugiharto)

Advertising
Advertising

Berita terkait

Pakar Ulas Sengketa Pilpres: MK Seharusnya Tidak Berhukum secara Kaku

5 menit lalu

Pakar Ulas Sengketa Pilpres: MK Seharusnya Tidak Berhukum secara Kaku

Ahli Konstitusi UII Yogyakarta, Ni'matul Huda, menilai putusan MK mengenai sengketa pilpres dihasilkan dari pendekatan formal legalistik yang kaku.

Baca Selengkapnya

Microsoft Tanamkan Investasi 2,2 Milyar Dolar AS di Malaysia, Apa yang Dibidik?

6 menit lalu

Microsoft Tanamkan Investasi 2,2 Milyar Dolar AS di Malaysia, Apa yang Dibidik?

Microsoft juga akan bekerja sama dengan pemerintah Malaysia untuk mendirikan Pusat Keunggulan AI Nasional dan meningkatkan kemampuan keamanan siber.

Baca Selengkapnya

Tentukan Langkah Indonesia ke Final Piala Uber 2024, Komang Ayu Cahya Dewi Mengaku Sempat Tegang

10 menit lalu

Tentukan Langkah Indonesia ke Final Piala Uber 2024, Komang Ayu Cahya Dewi Mengaku Sempat Tegang

Komang Ayu Cahya Dewi memastikan kemenangan regu putri Indonesia atas Korea Selatan di babak semifinal Piala Uber 2024 pada Sabtu, 4 Mei 2024.

Baca Selengkapnya

TNI-Polri Evakuasi Jenazah Warga Sipil yang Dibunuh TPNPB-OPM di Kampung Pogapa

16 menit lalu

TNI-Polri Evakuasi Jenazah Warga Sipil yang Dibunuh TPNPB-OPM di Kampung Pogapa

Aleksander Parapak tewas ditembak kelompok bersenjata TPNPB-OPM saat penyerangan Polsek Homeyo, Intan Jaya, Papua

Baca Selengkapnya

33 Desa di Wajo Sulawesi Selatan Terendam Banjir, Listrik Padam di Tengah Evakuasi

24 menit lalu

33 Desa di Wajo Sulawesi Selatan Terendam Banjir, Listrik Padam di Tengah Evakuasi

Banjir merendam 33 desa di Kabupaten Wajo, Sulawesi Selatan pada Jumat, 3 Mei 2024, pukul 03.03 WITA.

Baca Selengkapnya

LPEM UI: Proyeksi Ekonomi RI Tumbuh 5,15 Persen di Kuartal I 2024

32 menit lalu

LPEM UI: Proyeksi Ekonomi RI Tumbuh 5,15 Persen di Kuartal I 2024

Perayaan bulan suci Ramadan dan hari raya Idul Fitri juga dapat memacu pertumbuhan ekonomi domestik lebih lanjut.

Baca Selengkapnya

Menlu India Tak Terima Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

40 menit lalu

Menlu India Tak Terima Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

Menteri Luar Negeri India menolak komentar Presiden AS Joe Biden bahwa xenofobia menjadi faktor yang menghambat pertumbuhan ekonomi negaranya.

Baca Selengkapnya

NasDem dan PKB Dukung Prabowo, Zulhas: Biasa Saja, Masyarakat Jangan Baper

40 menit lalu

NasDem dan PKB Dukung Prabowo, Zulhas: Biasa Saja, Masyarakat Jangan Baper

Zulhas menganggap dukungan dari NasDem dan PKB ke Prabowo sebagai sesuatu yang biasa saja. Ia mengimbau masyarakat tak baper.

Baca Selengkapnya

Suhu Panas di Thailand, Petani Pakai Boneka Doraemon untuk Berdoa agar Turun Hujan

44 menit lalu

Suhu Panas di Thailand, Petani Pakai Boneka Doraemon untuk Berdoa agar Turun Hujan

Sejumlah negara Asia Tenggara, termasuk Thailand, mengalami panas ekstrem beberapa pekan ini. Suhu 40 derajat Celcius terasa 52 derajat Celcius.

Baca Selengkapnya

Bima NTB Diguncang Gempa Magnitudo 4,9, Dampak Pergerakan Lempeng Indo-Australia

46 menit lalu

Bima NTB Diguncang Gempa Magnitudo 4,9, Dampak Pergerakan Lempeng Indo-Australia

Gempa M4,9 di area Bima, NTB, dipicu aktivitas lempeng Indo-Australia. Tidak ada gempa susulan dan tidak berpotensi tsunami.

Baca Selengkapnya