TEMPO Interaktif, Bandung:Sekitar 7.000 karyawan PT Dirgantara Indonesia Bandung melakukan aksi unjuk rasa di halaman pabrik pesawat terbang ini, Jumat (14/2) karena ada rumor rasionalisasi dan pergantian pejabat di jajaran direksi. Aksi unjuk rasa tersebut dimulai sekitar pukul 08.15 WIB hingga 10.00 WIB yang diisi dengan orasi dan rapat akbar membahas tentang rumor pergantian direksi dan proses rasionalisasi yang mereka nilai hanya berdasarkan like and dislike, tidak fair, dan tertutup. Ketua Serikat Pekerja Forum Komunikasi Karyawan PT Dirgantara Arif Minardi di sela-sela aksi demonstrasi mengatakan, awalnya aksi besar-besaran ini akan menurunkan seluruh karyawan yang berjumlah sekitar 9.500 orang dengan turun ke jalan ke luar kawasan pabrik. Namun, kata dia, rencana tersebut dibatalkan dan diganti dengan rapat akbar di dalam kawasan pabrik, sebab pada Kamis (13/2) malam dirinya dan beberapa orang perwakilan karyawan dipanggil pihak direksi yang intinya melarang karyawan untuk turun ke jalan. Tapi, hasil pertemuan yang bersifat kompromistis tersebut tidak bisa diterima oleh ribuan karyawan lainnya sehingga rencana aksi tidak bisa dibatalkan. "Seperti yang Anda lihat tadi, mereka tidak bisa dibendung lagi, kami malah dimaki-maki. Oleh karena itu kami mengusahakan mengubah format aksi dengan melakukan rapat akbar saja," kata Arif kepada wartawan. Ia menambahkan, selama ini nasib karyawan terombang-ambing dengan menyebarnya rumor tentang rencana rasionalisasi yang tidak adil yang akan memecat 3.000-4.000 karyawan serta pergatian direksi. Aksi unjuk rasa yang diselingi dengan berbagai orasi tersebut sempat menghentikan seluruh aktivitas produksi karena hampir 75 persen atau sekitar 7.000 karyawan berada di halaman berdemonstrasi. Selain terjadi rasionalisasi, menurut Arif, pergantian pejabat di lapisan kedua juga terus berlangsung. Saat ini di kalangan karyawan tersebar kabar bahwa Deputi Menteri Riset dan Teknologi Dr. Said Djaeni akan menempati posisi puncak PT Dirgantara menggantikan direktur utama yang kini dijabat Ir. Edwin Sudarmo. Sebelumnya, aksi unjuk rasa yang melibatkan ribuan karyawan PT Dirgantara terjadi beberapa kali dengan persoalan serupa. Saya sudah lupa aksi ini mungkin yang ke-20 kalinya. Yang jelas kami sering mengingatkan jajaran direksi agar melakukan proses rasionalisasi secara fair dan melakukan pergantian direksi sesuai RUPS (rapat umum pemegang saham)," kata Arif. Kepala Humas PT Dirgantara, Rakhendi, membenarkan adanya proses rasionalisasi di perusahaannya. Ia menjelaskan, audit Ernst & Young pada 1995 merekomendasikan jumlah karyawan ideal untuk pabrik pesawat ini sebanyak 7.000 orang. Sejauh ini, kata Rakhendi, perusahaannya telah mengurangi jumlah karyawan dari 15 ribuan menjadi 10 ribuan. Namun, ia tidak bisa memastikan proses rasionalisasi selanjutnya karena masih dipertimbangkan, terutama mengenai jumlah pesangon. (Upiek Supriyatun/Rinny Srihartini-Tempo News Room)
Berita terkait
Jokowi Kenalkan Prabowo Sebagai Presiden Terpilih di KTT World Water Forum
10 menit lalu
Jokowi Kenalkan Prabowo Sebagai Presiden Terpilih di KTT World Water Forum
Kepada ribuan peserta KTT World Water Forum, Jokowi meyakinkan bahwa Prabowo akan melanjutkan komitmen Indonesia untuk berkontribusi pada manajemen air dunia.