TEMPO Interaktif, Tasikmalaya - Akhir tahun ini harga-harga kembali naik. Komoditas yang sudah mulai dirasakan kenaikannya adalah cabai merah dan beras. "Harga beras dan cabai saya rasakan mulai naik," kata Eros, 30 tahun seorang warga Tasikmalaya saat ditemui di Pasar Cikurubuk, Tasikmalaya, Jumat (3/12).
Berdasarkan pantauan Tempo, harga beras mengalami kenaikan yang lumayan tinggi. Beras IR 64 misalnya, sebelumnya per kilogram beras ini seharga Rp 6.200. Sekarang mencapai Rp 6.500 hingga Rp 7.000. Untuk beras organik kualitas Cianjur mencapai Rp 7.500 per kilogramnya yang semua Rp 6.700.
Sedangkan untuk cabai merah naik rata-rata sekitar Rp 2.000, dari Rp 18.000 per kilogram menjadi Rp 20.000 per kilogram.
Kepala Pasar Cikurubuk, Ade Supriadi, mengakui adanya kenaikan harga-harga tersebut. Menurutnya, kenaikan harga komoditas pertanian terutama untuk beras dan cabai merah lebih diakibatkan minimnya pasokan ke pasar akibat perubahan cuaca, sehingga tak dipungkiri harga pun ikut naik. “Pasokan kurang, memang langka dari petaninya,”ujarnya.
Kondisi tersebut, ujar Ade, berakibat pada meningkatnya permintaan sehingga harga dengan sendirinya naik. “Ya otomatis permintaan naik harga ikut naik,”ujarnya. Untuk menanggulangi pergerakan harga, lembaganya berjanji akan terus melakukan pantauan terhadap pergerakan harga komoditas pertanian di pasaran. “Kami pantau terus agar tidak merugikan masyarakat,”ujarnya.
Sementara itu, sejumlah pedagang beras menyatakan, kenaikan harga memang tidak bisa dihindari akibat pasokan berkurang yang diakibatkan oleh buruknya cuaca. Namun mereka menjamin stok beras masih aman bagi masyarakat. “Saya dengar banyak yang gagal panen akibat cuaca buruk,”ujar Ujang, 49 tahun pedagang beras di pasar Cikurubuk.
JAYADI SUPRIADIN