TEMPO Interaktif, Jakarta - Wartawan Kompas Reinhard Nainggolan hari ini, Rabu 24 November 2010 memenuhi undangan Dewan Pers untuk dipertemukan dengan Direktur Utama Kitacomm Henny Lestari yang menjadi Public Relations PT Krakatau Steel.
Pertemuan tertutup itu berlangsung di lantai 7 Gedung Dewan Pers. Reinhard dimintai penjelasan bersama Redaktur Pelaksana Harian Kompas, Budiman Tanuredjo.
Usai pertemuan, Reinhard enggan memberikan penjelasan soal tudingan pembelian saham PT Krakatau Steel. Ia malah meminta Dewan Pers menunjukkan laporan yang dibuat pelapor terkait kasus tersebut.
“Saya meminta Dewan Pers menunjukkan adanya laporan secara tertulis dengan dibubuhi materai Rp 6000. Kalau perlu Materai yang Rp 60 ribu sekalian,” ujar Reinhard usai pertemuan itu.
Menurut Reinhard, bukti pelaporan itu perlu ia ketahui guna memastikan detil persoalan yang disampaikan pelapor. Jika keterangan itu telah ia peroleh, ia mengaku akan membeberkan kontroversi isu ini menurut versinya.
Reyhard yang datang dengan mengenakan kemeja bewarna biru muda itu mulanya sempat bercerita panjang lebar kepada wartawan. Namun beberapa kali ia meralat keterangannya dan meminta wartawan untuk tidak menulis penjelasan yang telah ia sampaikan.
“O ya, omongan saya yang barusan off the record aja. Aku minta kalian jangan mengutip yang macam-macam. Nanti saya tuntut kalian semua. Ingat..! saya juga merekam pembicaraan kita dari awal,” ujarnya.
Ketua Komisi Pengaduan Dewan Pers, Agus Sudibyo menilai permintaan tersebut tidak relevan. Menurut dia, laporan yang diterima Dewan Pers dapat dibuat baik secara lisan maupun tulisan. “Kami juga berwenang mengintervensi kasus yang diduga bermuatan pelanggaran etik,” ujarnya.
"Yang paling banyak muncul adalah di daerah yang tingkat korupsinya tinggi. Fenomena media abal-abal ini tidak kami temukan di Malaysia atau Singapura."
Presiden Joko Widodo memastikan akan menghadiri acara puncak Hari Pers Nasional 2016 di Mataram, Nusa Tenggara Barat, 9 Februari 2016. Dalam acara itu, Jokowi akan diberi panggung untuk berinteraksi dengan kurang-lebih 600 wartawan nasional, petinggi negara, dan tokoh masyarakat. Supaya pertemuan itu bermakna, bantuan atau kebijakan strategis apa yang bisa Presiden keluarkan agar kehidupan pers Indonesia semakin sehat?