Atasi Teroris, Kopassus-Australia Latihan di Bandara Ngurah Rai

Reporter

Editor

Minggu, 26 September 2010 15:25 WIB

TEMPO Interaktif, Denpasar - Komando Pasukan Khusus (Koppasus) Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat Indonesia akan melakukan latihan penanggulangan teroris bersama Australian Special Air Service (SAS) Regimen, Selasa (28/9), di Bandar Udara Internasional Ngurah Rai, Denpasar.

“Tujuan latihan ini adalah meyakinkan dunia jika Bandara Ngurah Rai siap menjaga keamanan Bali,” kata Heru Legowo, General Manager PT Angkasa Pura I Ngurah Rai kepada wartawan, Ahad (26/9) di Denpasar. Kesiapan ini karena Bali sering digunakan sebagai lokasi konferensi tingkat internasional. “Ngurah Rai menjadi pintu masuk orang asing terbesar di Indonesia,” ujar Heru.

Latihan yang melibatkan 300 personel dari kedua belah pihak direncanakan akan membebaskan sandera yang dilakukan oleh sekelompok teroris di Bandara Ngurah Rai. Dalam skenario, sandera ini ditawan di terminal internasional. Teroris akan membajak sebuah pesawat komersial tujuan Jakarta-Denpasar-Perth.

Selain sejumlah personel, beberapa kendaraan pendukung latihan ini adalah 2 Helikopter Bolcow, 2 Helikopter Bell dan 2 Helikopter ME 17. Kopassus TNI AD akan dipimpin langsung oleh Mayor Jenderal Lodewijk F Paulus, sementara SAS Australia dipimpin oleh Jenderal Mc Owen.

“Persiapan sudah dipersiapkan dengan matang oleh Danjen Kopassus langsung,” kata Heru. Dia memastikan, latihan antiterorisme ini akan menggunakan peluru tajam. Namun, dia enggan menjelaskan mengenai teknis latihan karena merupakan wewenang Kopassus.

Kepala Penerangan Komando Daerah Militer IX/Udayana, Letnan Kolonel Artileri I Kadek Atmawijaya menyatakan, latihan perang ini sudah dijadwalkan sejak jauh-jauh hari. “Jadi bukan semata-mata karena ancaman,” kata Atmawijaya. Latihan ini bertujuan untuk menjaga keamanan wilayah Bali dari situasi terburuk.

WAYAN AGUS PURNOMO

Berita terkait

WNI Bawa Bom di Brunei Bebas, Tiba di Surabaya Hari Ini  

8 Agustus 2015

WNI Bawa Bom di Brunei Bebas, Tiba di Surabaya Hari Ini  

Pengadilan Brunei membebaskan Rustawi karena karena tidak ada bukti kuat terkait dengan penyelundupan benda-benda berbahaya.

Baca Selengkapnya

TNI Heran Bahan Bom Masuk Brunei Setelah Lolos dari Juanda  

9 Mei 2015

TNI Heran Bahan Bom Masuk Brunei Setelah Lolos dari Juanda  

Cipeng, anak Rustawi, diduga sebagai orang yang memasukkan bom ikan itu.

Baca Selengkapnya

Diduga Susupkan Bondet ke Pesawat, Cipeng Menghilang  

8 Mei 2015

Diduga Susupkan Bondet ke Pesawat, Cipeng Menghilang  

Sutrisno alias Cipeng, warga Malang, tak diketahui keberadaannya. Namanya disebut sang ayah yang sedang terbelit kasus bondet dalam koper di Brunei.

Baca Selengkapnya

Kronologi Rustawi Bawa Bondet dan Peluru ke Brunei

8 Mei 2015

Kronologi Rustawi Bawa Bondet dan Peluru ke Brunei

Melihat tasnya terbuka, Rustawi tidak menaruh curiga sedikit pun terhadap tindakan yang dilakukan anak keduanya, Cipeng.

Baca Selengkapnya

Upaya Menteri Retno Bebaskan WNI Bawa Bondet ke Brunei  

8 Mei 2015

Upaya Menteri Retno Bebaskan WNI Bawa Bondet ke Brunei  

Rustawi mengaku tidak tahu-menahu benda berbahaya yang ditemukan dalam kopernya.

Baca Selengkapnya

Kasus Bondet Lolos ke Brunei, Juanda Klaim X-Ray-nya Canggih

8 Mei 2015

Kasus Bondet Lolos ke Brunei, Juanda Klaim X-Ray-nya Canggih

Bandar Udara Internasional Juanda, Surabaya, memiliki perangkat detektor sinar-X multiview berstandar internasional.

Baca Selengkapnya

Kasus Bondet Lolos ke Brunei, Juanda Sebut Peluru Rustawi Mainan

8 Mei 2015

Kasus Bondet Lolos ke Brunei, Juanda Sebut Peluru Rustawi Mainan

Benda disimpulkan sebagai mainan karena tidak lagi memuat mesiu atau bahan peledak. Detektor X-Ray tak menunjukkan perubahan warna.

Baca Selengkapnya

Biro Umrah Sangsi Jemaahnya Sengaja Bawa Bom ke Brunei  

8 Mei 2015

Biro Umrah Sangsi Jemaahnya Sengaja Bawa Bom ke Brunei  

Agus menduga Rustawi dijebak oleh sebuah kelompok.

Baca Selengkapnya

Hamas Berangus Salafi, ISIS Keluarkan Ultimatum  

7 Mei 2015

Hamas Berangus Salafi, ISIS Keluarkan Ultimatum  

ISIS kemudian mengultimatum Hamas untuk melepaskan anggotanya yang ditahan dalam tempo 72 jam.

Baca Selengkapnya

WNI Bawa Bom ke Brunei, Biro Umrah: Rustawi Petani Jujur

7 Mei 2015

WNI Bawa Bom ke Brunei, Biro Umrah: Rustawi Petani Jujur

Rustawi telah beberapa kali berhaji dan umrah.

Baca Selengkapnya