Belasan anggota Detasemen Khusus 88 Anti Teror Mabes Polri, menyergap dan mengamankan dua pria yang diketahui sebagai operator di warnet itu. “Kami tidak dikasih mendekat,” kata Arif, pekerja di dealer Diyanira Mobil, berdempetan dengan warnet tersebut, Senin (20/9).
Menurut Arif, kedua operator yang diamankan, baru bekerja di warnet milik Abdul Mukid, dua bulan lalu. “Kalau penjaga (operator) sebelumnya aku kenal, karena sering main di situ,” ujar Arif kepada Tempo.
Karena warnet tutup, seorang remaja putri, Yolanda, Senin siang, mengurungkan niatnya untuk berinternet di lokasi itu. “Biasanya main di sini, tapi tutup aku pindah ke sana aja, yang lebih jauh,” kata Yolanda.
Remaja ini mengaku mengenal beberapa operator warnet tersebut. “Diki memang penjaga warnet, tapi Pengkor itu bukan. Dia sering main ke situ karena sepupunya, Abib. Aku kenal karena Abib bekas pacarku,” ujar Yolanda.
Menurutnya, Diki merupakan mahasiswa di salah satu perguruan tinggi negeri di Medan. “Dia kos di Glugur,” ujar Yolanda.
Arif bercerita, penyergapan malam itu dilakukan oleh belasan polisi. “Berpakaian preman dan yang keluar dari mobil Kijang Kapsul berpakaian polisi. Mereka mengelilingi halaman (depan ruko) ini, dan tidak memperbolehkan siapa pun mendekat,” kata Arif.
Dari penyergapan itu, polisi mengamankan dua pria, Diki dan Pengkor.
Kepala Bidang Humas Polda Sumut, Komisaris Besar Baharudin Djafar mengaku belum mendapatkan informasi penangkapan tersebut. “Belum ada informasi,” kata Baharudin, di Rumah Sakit Umum Deli, Jalan Merbabu.
SOETANA MONANG H