BPOM: Jelang Lebaran, Pangan Ilegal dan Kadaluarsa Marak
Rabu, 8 September 2010 12:45 WIB
TEMPO Interaktif, Jakarta - Dalam Operasi Gabungan Nasional (Opgabnas) yang dilakukan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) menjelang Lebaran tahun ini, ditemukan sejumlah produk pangan ilegal dan kadaluarsa.
Kepala BPOM, Kustantinah dalam konferensi persnya di Jakarta hari ini, Rabu (8/9) menyampaikan, temuan produk pangan tanpa izin mencapai 58,8 persen dari jumlah produk yang diinspeksi, dimana sebagian besar merupakan produk impor ilegal dan tanpa label Bahasa Indonesia. Sedangkan temuan pangan kadaluarsa mencapai 36,5 persen.
Opgabnas dilakukan pada H-3 Lebaran, tanggal 7 September serentak di seluruh Indonesia. Operasi ini dilakukan BPOM bekerjasama dengan Kepolisian, Bea Cukai, Dinas Kesehatan, serta Dinas Perindustrian dan Perdagangan.
Secara keseluruhan, inspeksi Opgabnas tahun ini meliputi 1.481 item dengan jumlah 621.361 piece. Inspeksi dilakukan di 348 sarana, seperti toko, pasar, minimarket, swalayan, supermarket, hypermarket, dan gudang distributor.
"Hasil temuan akan ditindaklanjuti sesuai peraturan. Sanksi dapat berupa sanksi administratif atau pidana," ujar Kustantinah. Sebagai tindak lanjut, akan dilakukan pro justicia terhadap 40 kasus.
Kunstantinah juga menghimbau masyarakat untuk tidak membeli produk tanpa izin edar. "(Produk tanpa izin edar) berarti tidak melalui proses, bagaimana keamanannya?" ujarnya. Ia mengatakan, produk tanpa izin edar yang banyak dilaporkan adalah produk makanan ringan, seperti sirup, biskuit, dan permen. Selain itu, ada juga produk mainan anak yang memasukkan makanan tanpa izin edar.
Di masa mendatang, lanjut Kustantinah, BPOM juga akan bekerjasama dengan Kementerian Perhubungan untuk membendung masuknya produk impor ilegal di pelabuhan-pelabuhan tak resmi.
ADISTI DINI INDRESWARI
