Terserang Penyakit Langka, Guru SMP Terkapar Menanti Maut  

Reporter

Editor

Senin, 16 Agustus 2010 13:54 WIB

TEMPO Interaktif, Semarang: Seorang guru SMP di Kendal, Jawa Tengah, didiagnosa menderita Guillain-Barre Syndrome (GBS), penyakit langka yang menyerang susunan saraf. Guru bernama Susanti, 28 tahun, ini terpaksa harus menjalani pengobatan dengan biaya Rp 22 juta per hari.

Kakak Susanti, Sumardi, mengatakan sejak pertengahan Juli adiknya menjalani perawatan di ruang ICU Rumah Sakit Islam Sultan Agung, Semarang. Berdasarkan penjelasan dokter, susunan saraf Susanti diserang penyakit secara akut dan menyeluruh. Serangan itu sudah mengenai saraf otak yang didahului dengan infeksi. "Menurut catatan direksi RS Sultan Agung, baru kali ini mereka mendapati jenis penyakit ini," kata Sumardi, Senin (16/8).

Dokter mengatakan, Susanti harus menjalani penanganan yang serius karena GBS sudah melemahkan syaraf pernapasan. Sesuai rekomendasi dokter, Susanti harus diberi 8 botol Imunoglobulin setiap hari untuk menetralisasi autoantibodi. Sebab, hanya itulah satu-satunya obat untuk GBS.

Harga Imunoglobulin per botol Rp 2,5 juta rupiah. Sedangkan dalam sehari Susanti bisa membutuhkan 8 botol. Karena itu paling sedikit Sumardi harus menyiapkan biaya Rp 20 juta untuk membeli obat. Kebutuhan itu belum termasuk biaya sewa ventilator (alat bantu pernapasan) yang mencapai Rp 2 juta per hari serta biaya-biaya medis lainnya.

Alat bantu pernapasan itu sudah lebih dari 15 hari digunakan untuk membantu Susanti. Apabila alat itu dilepas, dalam beberapa menit Susanti mengalami gagal napas dengan akibat kematian.

Advertising
Advertising

Sesuai keterangan dokter, kata Sumardi, hingga kini belum ada pengobatan spesifik untuk penyakit SGB. Dokter hanya memprediksi bisa diobati secara simptomatis. Namun cara ini membutuhkan waktu antara 3 sampai 6 bulan. Sumardi pun harus menyiapkan uang hingga ratusan juta rupiah.

Menurut Sumardi, keluarga sebenarnya sudah tidak memiliki biaya lagi. Namun pengobatan terhadap Susanti tidak mungkin dihentikan. Terutama penggunaan alat bantu pernapasan. "Kalau alat bantu pernapasan dilepas artinya sama dengan membiarkan adik saya mati," kata Sumardi.

Sebagai guru di SMP Ma'arif Nahdlatul Ulama, Brangsong, gaji Susanti tidak bisa menjangkau biaya pengobatan. Keluarganyapun hanya menggantungkan hidup dari bertani. Padahal, sampai hari ini, tagihan biaya pengobatan yang harus mereka bayar sudah lebih dari Rp 100 juta.

Dengan tagihan sebesar itu, keluarga tidak mampu lagi membeli obat dan pemberian Imunoglobulin sudah dihentikan sejak 10 Agustus. Sumardi mengaku sudah menggadaikan tanah untuk membeli obat. Namun uang yang diperoleh dari pinjaman itu hanya cukup memenuhi kebutuhan Imunoglobulin empat hari. "Padahal poses pengobatan masih belum tahu sampai kapan," katanya.

Sumardi berharap agar ada para dermawan yang sudi menyalurkan bantuan untuk biaya pengobatan Susanti. Saat ini, alamat Sumardi berada di Kedungpucung, RT 02, RW 07, Tunggulsari, Brangsong, Kendal.

ROFIUDDIN

Berita terkait

Mudik Lebaran, Pasien Penyakit Ginjal Hati-hati bila Mau Minum Obat Antimabuk Perjalanan

27 hari lalu

Mudik Lebaran, Pasien Penyakit Ginjal Hati-hati bila Mau Minum Obat Antimabuk Perjalanan

Penderita penyakit ginjal diminta berkonsultasi terlebih dulu dengan dokter terkait sebelum meminum obat untuk mabuk perjalanan saat mudik Lebaran.

Baca Selengkapnya

Bahaya Etilen Glikol dan Jengkol pada Ginjal

38 hari lalu

Bahaya Etilen Glikol dan Jengkol pada Ginjal

Pakar penyakit dalam menyebut ginjal bisa terganggu hambatan kimiawi seperti etilen glikol hingga kebanyakan makan jengkol.

Baca Selengkapnya

Olahraga untuk Penderita Penyakit Ginjal Kronis yang Dianjurkan Guru Besar FKUI

38 hari lalu

Olahraga untuk Penderita Penyakit Ginjal Kronis yang Dianjurkan Guru Besar FKUI

Guru besar FKUI menyarankan penderita penyakit ginjal kronis berkonsultasi dengan dokter untuk mengetahui jenis olahraga yang tepat.

Baca Selengkapnya

3 Kunci Penanganan Penyakit Ginjal Kronis Menurut Wamenkes

38 hari lalu

3 Kunci Penanganan Penyakit Ginjal Kronis Menurut Wamenkes

Wamenkes mengatakan perlunya fokus dalam tiga langkah penanganan penyakit ginjal kronis. Apa saja?

Baca Selengkapnya

Banyak Pasien Gagal Ginjal Berusia Muda, Cek Apa Saja Penyebabnya

39 hari lalu

Banyak Pasien Gagal Ginjal Berusia Muda, Cek Apa Saja Penyebabnya

Gagal ginjal biasanya merupakan tahap akhir dari penyakit ginjal dengan kerusakan yang sudah cukup berat atau berlangsung lama.

Baca Selengkapnya

Mengenal Aneurisma Otak, Terjadinya Penipisan pada Arteri Otak

41 hari lalu

Mengenal Aneurisma Otak, Terjadinya Penipisan pada Arteri Otak

Aneurisma otak yang pecah menimbulkan banyak gejala, termasuk "sakit kepala petir", yang dikenal dengan rasa sakit yang tiba-tiba dan menyiksa.

Baca Selengkapnya

6 Manfaat Jus Seledri Untuk Kesehatan Tubuh, Cegah Diabetes hingga Menangkal Kanker

46 hari lalu

6 Manfaat Jus Seledri Untuk Kesehatan Tubuh, Cegah Diabetes hingga Menangkal Kanker

Seledri adalah sayuran renyah dan berserat yang menawarkan sejumlah manfaat kesehatan. Lantas apa saja manfaatnya?

Baca Selengkapnya

Waspada, Pasien Diabetes Punya Faktor Tinggi Alami Gangguan Ginjal

50 hari lalu

Waspada, Pasien Diabetes Punya Faktor Tinggi Alami Gangguan Ginjal

Faktor penyebab terbesar di dunia (termasuk juga di Indonesia) untuk gangguan ginjal adalah diabetes. Jalani gaya hidup sehat mulai sekarang.

Baca Selengkapnya

Hari Ginjal Sedunia, Ini 4 Hal yang Penting Selamatkan Nyawa Pasien

51 hari lalu

Hari Ginjal Sedunia, Ini 4 Hal yang Penting Selamatkan Nyawa Pasien

Hari Ginjal Sedunia tahun ini diperingati pada 14 Mret 2024. Ini 4 hal yang perlu jadi fokus para pihak untuk selamatkan nyawa pasien penyakit ginjal.

Baca Selengkapnya

Gejala Penyakit Ginjal pada Orang Muda yang Perlu Diperhatikan

51 hari lalu

Gejala Penyakit Ginjal pada Orang Muda yang Perlu Diperhatikan

Sebagian besar orang dengan penyakit ginjal tidak merasakan gejala pada tahap awal dan baru menyadarinya setelah masuk tahap lanjut.

Baca Selengkapnya