Jawa Barat Siapkan Cetak Biru Transportasi Massal

Reporter

Editor

Minggu, 18 Juli 2010 16:32 WIB

Beberapa pekerja sedang menyelesaikan pembangunan Monorail di kawasan Senayan, Jakarta. TEMPO/Novi Kartika

TEMPO Interaktif, Jakarta - Pemerintah Provinsi Jawa Barat mempersiapkan cetak biru transportasi massal di Bandung. Diharapkan cetak biru untuk mengatasi kemacetan di Kota Bandung selesai pada tahun 2011.

"Pihak terkait sedang merancang sistem transportasi massal yang cocok bagi Kota Bandung," ujar Kepala Dinas Perhubungan Jawa Barat, Dicky Saromi akhir pekan ini.

Ia menegaskan, ada beberapa alternatif yang dipilih untuk mengurai kemacetan di Ibu Kota Provinsi Jawa Barat seperti revitalisasi kereta api Padalarang-Cicalengka, monorel, atau kereta gantung. "Pembuatan studi ini sudah masuk tahap final dengan melibatkan investor swasta dari Prancis.”

Dicky menegaskan selain pembuatan cetak biru, pihaknya tengah melakukan rencana rekayasa lalu lintas yang digagas untuk mengurangi jumlah kendaraan pribadi yang masuk ke Bandung.

Dimana nantinya, Bandung akan terbagi tiga ring lalu lintas yaitu Ring I yang meliputi Kota Bandung-Cimahi, Ring II meliputi Kabupaten Bandung-Bandung Barat, dan Ring III yang meliputi Sumedang-Purwakarta.

Advertising
Advertising

"Untuk rekayasa jalan masih dijajaki bisa menggunakan sistem park and ride dan pembatasan jumlah kendaraan berdasarkan plat nomor kendaraan," ujarnya. Ia juga menyatakan lapangan parkir massal misalnya, di buat di Padalarang untuk wilayah barat dan Cileunyi untuk wilayah timur.

Namun kata Dicky, sistem park and ride yang dikembangkan harus sejalan dengan sistem angkutan massal yang representatif dari lapangan parkir ke perkotaan. Dan untuk Pembatasan kendaraan bisa berupa aturan pelarangan beroperasi untuk nomor kendaraan ganjil-genap pada hari-hari tertentu.

"Pertumbuhan jumlah kendaraan yang mencapai 17 persen per tahun, tidak sebanding dengan pertumbuhan ruas jalan yang hanya 1 persen per tahun," ujar Yachya Machmoed Wakil Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri Jawa Barat bidang Perhubungan.

Ia memprediksi lalu lintas di Bandung akan macet parah dalam tiga hingga empat tahun mendatang apabila tidak ada rencana pembangunan transportasi massal yang bagus dan konfrehensif. "Saat ini wisatawan semakin sering mengeluhkan kemacetan yang terjadi pada akhir pekan dan liburan panjang," ujarnya.

Yachya menegaskan, pembatasan kendaraan pribadi sangat mungkin untuk dilakukan di Bandung. Namun, transpotasi massal sudah harus bisa mendukung aktivitas masyarakat dan wisatawan yang datang ke Bandung.

"Mereka lebih memilih menggunakan kendaraan pribadi karena tidak ada transportasi massal yang memberikan kenyamanan pada masyarakat dan wisatawan," katanya.

ALWAN RIDHA RAMDANI

Berita terkait

MTI Dorong Penyesuaian Tarif KRL

1 hari lalu

MTI Dorong Penyesuaian Tarif KRL

Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) mendorong adanya penyesuaian tarif KRL.

Baca Selengkapnya

BPS: Inflasi Indonesia Mencapai 3 Persen di Momen Lebaran, Faktor Mudik

2 hari lalu

BPS: Inflasi Indonesia Mencapai 3 Persen di Momen Lebaran, Faktor Mudik

Badan Pusat Statistik mencatat tingkat inflasi pada momen Lebaran atau April 2024 sebesar 3 persen secara tahunan.

Baca Selengkapnya

Jumlah Kendaraan Listrik Mencapai 133 Ribu

3 hari lalu

Jumlah Kendaraan Listrik Mencapai 133 Ribu

Menteri Perhubungan atau Menhub Budi Karya Sumadi mengatakan jumlah kendaraan listrik saat ini mencapai 133 ribu.

Baca Selengkapnya

Didesain sebagai Kota Cerdas, IKN Bakal Hadirkan Smart Transportation and Mobility

6 hari lalu

Didesain sebagai Kota Cerdas, IKN Bakal Hadirkan Smart Transportation and Mobility

OIKN bakal mengembangkan sistem transportasi cerdas di IKN.

Baca Selengkapnya

Menhub Budi Karya Minta Jepang Berkoordinasi dengan BUMN soal Pengembangan Konektivitas Transportasi IKN

9 hari lalu

Menhub Budi Karya Minta Jepang Berkoordinasi dengan BUMN soal Pengembangan Konektivitas Transportasi IKN

Menhub Budi Karya membahas rencana pengembangan jaringan transportasi di Ibu Kota Negara atau IKN Nusantara dengan Jepang.

Baca Selengkapnya

Mudik Lebaran Dibayangi Masalah Kemacetan dan Infrastruktur, Dosen ITS Jelaskan Perspektif Perencana Transportasi

16 hari lalu

Mudik Lebaran Dibayangi Masalah Kemacetan dan Infrastruktur, Dosen ITS Jelaskan Perspektif Perencana Transportasi

Momentum mudik kali ini kembali diiringi oleh permasalahan yang terjadi dari tahun ke tahun.

Baca Selengkapnya

PLN Jamin Pasokan Listrik di Sejumlah Titik Transportasi Publik di Jakarta Selama Arus Balik Lebaran

19 hari lalu

PLN Jamin Pasokan Listrik di Sejumlah Titik Transportasi Publik di Jakarta Selama Arus Balik Lebaran

PLN menjamin ketersediaan listrik di sejumlah titik transportasi umum.

Baca Selengkapnya

Hingga H+2 Lebaran, Airnav Indonesia Telah Layani Hampir 37 Ribu Penerbangan

21 hari lalu

Hingga H+2 Lebaran, Airnav Indonesia Telah Layani Hampir 37 Ribu Penerbangan

AirNav Indonesia telah melayani 36.994 penerbangan sejak tanggal 3 April sampai dengan 11 April 2024 atau H+2 Lebaran.

Baca Selengkapnya

8 Cara Mengatasi Kesemutan pada Kaki Saat Mudik

25 hari lalu

8 Cara Mengatasi Kesemutan pada Kaki Saat Mudik

Saat mudik, risiko mengalami kesemutan bisa terjadi. Perjalaan jauh dan duduk berjam-jam bisa menjadi pemicunya.

Baca Selengkapnya

Fakta-fakta Mudik lebaran 2024 Paling Meriah Sepanjang Sejarah, Dilakukan 193,6 Juta Orang

26 hari lalu

Fakta-fakta Mudik lebaran 2024 Paling Meriah Sepanjang Sejarah, Dilakukan 193,6 Juta Orang

Mudik lebaran 2024 diprediksi menjadi mudik terbesar dan termeriah sepanjang sejarah.

Baca Selengkapnya