TEMPO Interaktif, Jakarta - Pemerintah Provinsi Jawa Barat mempersiapkan cetak biru transportasi massal di Bandung. Diharapkan cetak biru untuk mengatasi kemacetan di Kota Bandung selesai pada tahun 2011.
"Pihak terkait sedang merancang sistem transportasi massal yang cocok bagi Kota Bandung," ujar Kepala Dinas Perhubungan Jawa Barat, Dicky Saromi akhir pekan ini.
Ia menegaskan, ada beberapa alternatif yang dipilih untuk mengurai kemacetan di Ibu Kota Provinsi Jawa Barat seperti revitalisasi kereta api Padalarang-Cicalengka, monorel, atau kereta gantung. "Pembuatan studi ini sudah masuk tahap final dengan melibatkan investor swasta dari Prancis.”
Dicky menegaskan selain pembuatan cetak biru, pihaknya tengah melakukan rencana rekayasa lalu lintas yang digagas untuk mengurangi jumlah kendaraan pribadi yang masuk ke Bandung.
Dimana nantinya, Bandung akan terbagi tiga ring lalu lintas yaitu Ring I yang meliputi Kota Bandung-Cimahi, Ring II meliputi Kabupaten Bandung-Bandung Barat, dan Ring III yang meliputi Sumedang-Purwakarta.
"Untuk rekayasa jalan masih dijajaki bisa menggunakan sistem park and ride dan pembatasan jumlah kendaraan berdasarkan plat nomor kendaraan," ujarnya. Ia juga menyatakan lapangan parkir massal misalnya, di buat di Padalarang untuk wilayah barat dan Cileunyi untuk wilayah timur.
Namun kata Dicky, sistem park and ride yang dikembangkan harus sejalan dengan sistem angkutan massal yang representatif dari lapangan parkir ke perkotaan. Dan untuk Pembatasan kendaraan bisa berupa aturan pelarangan beroperasi untuk nomor kendaraan ganjil-genap pada hari-hari tertentu.
"Pertumbuhan jumlah kendaraan yang mencapai 17 persen per tahun, tidak sebanding dengan pertumbuhan ruas jalan yang hanya 1 persen per tahun," ujar Yachya Machmoed Wakil Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri Jawa Barat bidang Perhubungan.
Ia memprediksi lalu lintas di Bandung akan macet parah dalam tiga hingga empat tahun mendatang apabila tidak ada rencana pembangunan transportasi massal yang bagus dan konfrehensif. "Saat ini wisatawan semakin sering mengeluhkan kemacetan yang terjadi pada akhir pekan dan liburan panjang," ujarnya.
Yachya menegaskan, pembatasan kendaraan pribadi sangat mungkin untuk dilakukan di Bandung. Namun, transpotasi massal sudah harus bisa mendukung aktivitas masyarakat dan wisatawan yang datang ke Bandung.
"Mereka lebih memilih menggunakan kendaraan pribadi karena tidak ada transportasi massal yang memberikan kenyamanan pada masyarakat dan wisatawan," katanya.
ALWAN RIDHA RAMDANI