Kontras Mengadukan Intimidasi ke Pengadilan

Reporter

Editor

Rabu, 29 Oktober 2003 14:09 WIB

TEMPO Interaktif, Jakarta:Saksi korban kasus Tanjung Priok Husain Safe yang didampingi Koordinator Kontras Usman Hamid, hari ini (29/10) mengadukan tindakan intimidasi yang dialaminya ke Ketua Pengadilan Negeri Jakarta Pusat.Husain Safe pada Senin (27/10) memberikan kesaksian di sidang kasus Tanjung Priok dengan terdakwa Komandan Regu Arhanud Kapten Sutrisno Mascung. Ia mengaku ditelepon orang yang tak dikenal mempertanyakan kesaksian yang diberikannya serta diancam untuk berhati-hati. Kejadian tersebut terjadi pada pukul 03.30 WIB, Selasa (28/10). Mereka mengaku telah melaporkan hal ini ke Mabes Polri kemarin. Menurut Usman Hamid, tindakan-tindakan tersebut di atas dapat dikategorikan sebagai bentuk-bentuk penghinaan terhadap institusi pengadilan serta pelanggaran hukum. Selain Husain Safe, seorang pendamping dari Kontras untuk para korban Tanjung Priok, Victor Dacosta, juga mendapatkan intimidasi yang sama. Ketika sidang kasus Tanjung Priok dengan terdakwa Danjen Kopassus Mayjen TNI Sriyanto di PN Jakpus, ia mengaku didekati oleh seorang anggota Kopassus yang berpakaian preman dan menepuk pundaknya dan berkata, "Tor, kamu jangan rame-rame amat, komandan saya masih menghormati kamu," katanya. Salah seorang temannya yang lain mengatakan agar dia diambil dan dibunuh saja. Setelah itu ia berusaha menghindar dan pindah tempat tapi dia terus diikuti oleh salah seorang anggota Kopassus. Begitu juga dengan para saksi korban kasus Tanjung Priok. Dengan mengadukannya kepada Ketua PN Jakpus, Usman Hamid berharap agar pihak PN Jakpus dapat menertibkan sidang dengan tidak mengizinkan pengunjung sidang yang masuk untuk membawa senjata.Pada saat sidang Danjen Sriyanto, mereka melihat para anggota Kopassus yang masuk ke ruang sidang membawa senjata bayonet, padahal seharusnya itu tidak diperkenankan untuk dibawa ke ruang sidang kecuali oleh aparat yang bertugas mengamankan sidang. Danjen Sriyanto dalam sidangnya juga seakan-akan membawa pasukan yang sangat besar untuk memadati ruang sidang. Hal ini akan berdampak psikologis pada jalannya proses persidangan. Usman Hamid juga menyarankan Sriyanto ditahan saja karena dianggap mempersulit persidangan dengan mengerahkan pasukannya ke ruang sidang. Rencananya, Kamis (30/10) Kontras akan melapor ke Puspom agar ada tindakan penertiban terhadap anggota Kopassus yang mengikuti sidang. Menurut Usman, seharusnya Sriyanto bisa menertibkan pasukannya karena pada saat mengikuti persidangan ia membawa tongkat komando. Maria Ulfah - Tempo News Room

Berita terkait

Kemenkes Buka Enam Prodi di RS Pendidikan Atasi Kekurangan Dokter Spesialis

10 menit lalu

Kemenkes Buka Enam Prodi di RS Pendidikan Atasi Kekurangan Dokter Spesialis

Salah satu masalah lagi yang ada di Indonesia adalah distribusi dokter spesialis. Hampir 80 tahun Indonesia merdeka belum pernah bisa terpecahkan.

Baca Selengkapnya

Pemerintahan Jokowi Manjakan Kepala Desa, Apa Saja Keuntungan Finansialnya?

14 menit lalu

Pemerintahan Jokowi Manjakan Kepala Desa, Apa Saja Keuntungan Finansialnya?

Salah satu langkah yang dilakukan adalah dengan mengesahkan Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2024 tentang Desa atau UU Desa, yang mencakup Kepala Desa.

Baca Selengkapnya

Xiumin Bakar Semangat Exo-L di Saranghaeyo Indonesia

22 menit lalu

Xiumin Bakar Semangat Exo-L di Saranghaeyo Indonesia

Xiumin kemudian menyapa penonton dari balik layar. "Hey, yo! Halo," kata dia. Seketika sorakan penonton kembali menggema dan memenuhi ruangan.

Baca Selengkapnya

Gagasan Presidential Club Prabowo Disebut Bisa Cegah Tumbuhnya Brutus di Sekeliling Presiden

25 menit lalu

Gagasan Presidential Club Prabowo Disebut Bisa Cegah Tumbuhnya Brutus di Sekeliling Presiden

Partai Demokrat menyoroti mimpi SBY setahun lalu yang serupa dengan keinginan Prabowo membuat presidential club.

Baca Selengkapnya

AS: Israel Belum Sampaikan Rencana Komprehensif Soal Invasi Rafah

28 menit lalu

AS: Israel Belum Sampaikan Rencana Komprehensif Soal Invasi Rafah

Israel belum menyampaikan kepada pemerintahan Presiden Amerika Serikat Joe Biden ihwal "rencana komprehensif" untuk melakukan invasi terhadap Rafah.

Baca Selengkapnya

Suami Mutilasi Istri di Ciamis, Polisi Siapkan Tim Khusus Periksa Kejiwaan Tarsum

37 menit lalu

Suami Mutilasi Istri di Ciamis, Polisi Siapkan Tim Khusus Periksa Kejiwaan Tarsum

Tarsum mengakui telah membunuh dan memutilasi istrinya sendiri

Baca Selengkapnya

Mayoritas Dosen Bergaji di Bawah Rp 3 Juta, Begini Respons Pemerintah

37 menit lalu

Mayoritas Dosen Bergaji di Bawah Rp 3 Juta, Begini Respons Pemerintah

Serikat Pekerja Kampus (SPK) menyebut mayoritas dosen bergaji di bawah Rp 3 juta.

Baca Selengkapnya

indonesia Bakal Pamerkan Infrastruktur Hijau Dalam World Water Forum ke-10, Proyek Apa yang Menonjol?

44 menit lalu

indonesia Bakal Pamerkan Infrastruktur Hijau Dalam World Water Forum ke-10, Proyek Apa yang Menonjol?

Berbagai konsep dan realisasi infrastruktur energi hijau milik Pemerintah Indonesia bakal menampang di World Water Forum ke-10 di Bali.

Baca Selengkapnya

Pengamat: Proses Sidang Sengketa Pilpres di MK Membantu Redam Suhu Pemilu

45 menit lalu

Pengamat: Proses Sidang Sengketa Pilpres di MK Membantu Redam Suhu Pemilu

Ahli politik dan pemerintahan dari UGM, Abdul Gaffar Karim mengungkapkan sidang sengketa pilpres di MK membantu meredam suhu pemilu.

Baca Selengkapnya

Mulai Terganggu Netizen Julid, Abidzar Ingin Blokir dan Bikin Penggemar Sendiri

46 menit lalu

Mulai Terganggu Netizen Julid, Abidzar Ingin Blokir dan Bikin Penggemar Sendiri

Abidzar menanggapi komentar julid netizen yang mempersoalkan tato palsu dan adegan menggendong perempuan di video barunya.

Baca Selengkapnya