TEMPO Interaktif, Jakarta:Polda Metro Jaya “menjemput” KH Abdullah Sidiq Muin, tersangka penggelapan dan penipuan uang sebesar Rp 15 Milyar, dari Pesantren At Tauhid, Kediri Jawa Timur, Jumat (4/1) malam. Kadispen Polda Metro Jaya, Kombes Pol Anton Bachrul Alam, mengatakan, “Penjemputan terpaksa dilakukan karena Kyai Sidiq hingga saat ini belum memenuhi pemanggilan Polda.” Anton mengatakan penjemputan dilakukan empat anggota reserse ekonomi yang berangkat ke Kediri, Kamis (3/1) kemarin. Rencananya Kiai Sidiq akan tiba di Jakarta besok. “Selanjutnya Kyai Sidiq akan kita tahan di Polda untuk pemeriksaan lebih lanjut. Kapan pemeriksaan belum bisa dipastikan,” jelas Anton. Kasus ini sendiri berawal dari laporan Tommy Soeharto kepada Polda Metro Jaya karena merasa ditipu sebesar Rp 15 milyar oleh orang-orang yang disebut dekat dengan Gus Dur, yakni Raden Dodi Sumadi dan Kyai Sidik. Kyai Sidiq sendiri, melalui orang kepercayaannya Gus Budi Winoto, membantah menerima uang senilai Rp 5 miliar dari Tommy Soeharto. “Kyai hanya sebagai saksi bahwa Tommy telah memberi uang kepada Dodi Sumadi, tetapi pada saat itu uangnya tidak ada sama sekali,” katanya di Jakarta beberapa waktu lalu. Lebih lanjut, dia mengatakan, Kyai Sidiq mengenal Dodi Sumadi pada bulan Oktober tahun 2000 lewat kenalan dekatnya, Iswadi, pengurus Islamic Center Surabaya. Lalu pada November 2000, Kyai Sidiq diminta datang ke Jakarta oleh keluarga Cendana melalui Dodi Sumadi. Sesampainya di Jakarta, KH Sidiq langsung dibawa ke Cendana dan bertemu dengan Siti Hardianti Rukmana atau Mbak Tutut serta Tommy Soeharto. Adapun kedatangan Kyai Sidiq pada saat itu, jelas, Gus Budi, untuk memberikan nasihat dan menentramkan keluarga Tommy Soeharto. Tetapi pada saat itu, Kyai Sidiq sama sekali tidak menyinggung masalah dana apa pun. Walaupun diakui, Tommy dan Dodi terlihat melakukan pembicaraan serius, dan Kyai Sidiq sendiri hanya diam dan tidak tahu apa yang dibicarakan. (kurniawan-tempo news room)