Hama Sexava Rugikan Ratusan Petani Kelapa di Halmahera

Reporter

Editor

Rabu, 19 Mei 2010 12:33 WIB

TEMPO Interaktif, Ternate -TERNATE,- Tercatat sedikitnya 36 hektar kebun kelapa di Kabupaten Halmahera Barat, Maluku Utara, dipastikan gagal panen. Hal itu terjadi seiring maraknya serangan hama yang disebut “sexava” dalam enam bulan terakhir.

Sexava adalah sejenis serangga yang menyerang pohon kelapa, terutama pada daun dan bunga mudanya. Kerusakan akibat serangga yang mampu berbiak dengan cepat ini bisa sangat parah bagi pohon yang diserang.

Salah satu petani kelapa, Yonce Yusrat (42 tahun), mengatakan serangan hama sexava itu mengakibatkan ratusan petani kelapa di kabupaten Halmahera Barat mengalami kerugian hingga puluhan juta. Bahkan, ada petani yang terpaksa berpindah profesi menjadi buruh bangunan maupun nelayan.

“Hama ini sebenarnya mulai menyerang petani kelapa sejak 11 tahun lalu. Tapi hingga kini belum juga teratasi,” kata Yonce, Rabu (18/5) kepada Tempo.

Menurut Yonce, serangan hama sexava ini setidaknya terjadi di tiga kecamatan, yaitu Kecamatan Ibu, Sahu, dan Kecamatan Jailolo Selatan. Wilayah tersebut masuk pada zona merah ancaman hama sexava di kabupaten Halmahera Barat.

Anggota DPRD Kabupaten Halmahera Barat Rusli Jalil mengatakan ancaman hama sexava harus segera di selesaikan dalam jangka waktu satu tahun ini. DPRD pun bersepakat menjadikan kejadian tersebut sebagai sebuah kejadian luar biasa. “Ini dikarenakan sudah berlangsung selama 11 tahun terakhir,” kata Rusli.

Advertising
Advertising

Rusli menjelaskan, dari hasil temuan DPRD, tidak tertanganinya hama sexava di kabupaten Halmahera Barat ternyata disebabkan tidak adanya program kerja yang khusus menangani masalah ini dari dinas terkait. “Karenanya DPRD telah memanggil Kepala Dinas Pertanian untuk menjelaskan hal ini.”

Kepala Bagian perkebunan Kabupaten Halmahera Barat, Hartono, mengatakan pihaknya sangat kesulitan mengatasi serangan hama sexava ini. Hal ini dikarenakan penyebaran hama tersebut tidak merata. “Apalagi di Halmahera Barat pernah terjadi ledakan hama sexava secara besar-besaran pada 8 tahun lalu. Sampai sekarang belum selesai diatasi,” kata Hartono.

Hartono mengungkapkan, banyaknya serangan hama sexava lebih dikarenakan kondisi daerah yang cocok untuk perkembangan hama tersebut. “Kondisi iklim di Halmahera Barat mendukung terjadinya pembiakan hama sexava secara eksklusif. Oleh karena itu, langkah yang tepat untuk mengatasi masalah tersebut adalah dengan memberikan pelatihan kepada petani kelapa untuk mengatasi masalah hama sexava secara mandiri.

BOEDHY NURGIANTO


Berita terkait

Mentan Amran Genjot Produksi di NTB Melalui Pompanisasi

1 hari lalu

Mentan Amran Genjot Produksi di NTB Melalui Pompanisasi

Kekeringan El Nino sudah overlap dan harus waspada.

Baca Selengkapnya

Program Electrifying Agriculture PLN, Mampu Tingkatkan Produktivitas Pertanian

4 hari lalu

Program Electrifying Agriculture PLN, Mampu Tingkatkan Produktivitas Pertanian

Program Electrifying Agriculture (EA) dari PT PLN (Persero), terus memberikan dampak positif bagi pertanian di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Menteri Pertanian Ukraina Ditahan atas Dugaan Korupsi

8 hari lalu

Menteri Pertanian Ukraina Ditahan atas Dugaan Korupsi

Menteri Pertanian Ukraina Mykola Solsky ditahan setelah ditetapkan sebagai tersangka resmi dalam penyelidikan korupsi bernilai jutaan dolar

Baca Selengkapnya

Pengamat Pertanian Ragu Benih dari Cina Cocok di Indonesia

11 hari lalu

Pengamat Pertanian Ragu Benih dari Cina Cocok di Indonesia

Pengamat Pertanian Khudori meragukan sistem usaha tani dari Cina yang akan diterapkan di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Pupuk Subsidi Sudah Bisa Ditebus, Hanya di Kios Resmi

13 hari lalu

Pupuk Subsidi Sudah Bisa Ditebus, Hanya di Kios Resmi

PT Pupuk Indonesia mengumumkan pupuk subsidi sudah bisa ditebus di kios pupuk lengkap resmi wilayah masing-masing.

Baca Selengkapnya

Kemendag Dorong Produk Pertanian Indonesia Masuk Pasar Australia, Manggis Paling Diminati

13 hari lalu

Kemendag Dorong Produk Pertanian Indonesia Masuk Pasar Australia, Manggis Paling Diminati

Kementerian Perdagangan (Kemendag) melalui Atase Perdagangan RI di Canberra berupaya mendorong para pelaku usaha produk pertanian Indonesia memasuki pasar Australia.

Baca Selengkapnya

Erupsi Marapi Rusak Ribuan Hektare Lahan Pertanian

24 hari lalu

Erupsi Marapi Rusak Ribuan Hektare Lahan Pertanian

Erupsi Gunung Marapi di Sumatera Barat telah merusak hingga ribuan hektare lahan pertanian di sekitar wilayah tersebut.

Baca Selengkapnya

Google Manfaatkan AI untuk Dukung Produktivitas Pertanian, Diklaim Sukses di India

36 hari lalu

Google Manfaatkan AI untuk Dukung Produktivitas Pertanian, Diklaim Sukses di India

Google berupaya untuk mengimplementasikan teknologi Google AI AnthroKrishi ini untuk skala global, termasuk Indonesia.

Baca Selengkapnya

Jokowi Resmikan Rehabilitasi Bendungan dan Irigasi Gumbasa, Nilainya Mencapai Rp 1,25 Triliun

38 hari lalu

Jokowi Resmikan Rehabilitasi Bendungan dan Irigasi Gumbasa, Nilainya Mencapai Rp 1,25 Triliun

Jokowi pada hari ini meresmikan bendungan dan daerah irigasi Gumbasa di Kabupaten Sigi, Sulteng yang telah direhabilitasi dan direkonstruksi.

Baca Selengkapnya

Guru Besar Unpad Ajarkan Empat Metode Pemberantasan Gulma Tani, Mana yang Paling Efektif?

39 hari lalu

Guru Besar Unpad Ajarkan Empat Metode Pemberantasan Gulma Tani, Mana yang Paling Efektif?

Guru Besar Unpad memaparkan sejumlah metode pemberantasan gulma di lahan tani. Pemakaian hebrisida efektif, namun berisiko.

Baca Selengkapnya