Prabowo Mengaku Tidak Tahu Menahu

Reporter

Editor

Rabu, 22 Oktober 2003 09:56 WIB

TEMPO Interaktif, Jakarta:Letjen (Purn) Prabowo Subianto mengaku tidak tahu menahu tentang pasukan siluman yang diisukan bergerak di peristiwa Trisakti pada 12 Mei 1998. Demikian pengakuan mantan Panglima Komando Strategis Angkatan Darat (Pangkostrad) ini kepada anggota Panitia Khusus (Pansus) kasus Trisakti, Semanggi I dan II, Rabu (28/2) siang.

Menurut Prabowo, Pasukan Kostrad yang di-BKO-kan dalam operasi tersebut berada di bawah komando Pandam Jaya Djaja Supratman sebagai kepala operasi tersebut. Karenanya, ia bahkan tidak mengetahui posisi pasukan tersebut saat itu.

Ia pun membantah isu yang mengatakan bahwa pasukan siluman tersebut berasal dari pasukannya yang melakukan desersi. “Setiap saat, sejak berdirinya (Indonesia) itu pasti ada. Tapi, kalau dalam jumlah banyak tidak ada,” kata dia. Bahkan, dengan nada emosional, Prabowo menyangkal keterlibatannya dalam huru-hara pascainsiden 12 Mei itu.

Seperti diketahui, pada 13 Mei, huru-hara besar melanda Kota Jakarta. Kerusuhan itu diwarnai dengan aksi penjarahan dan pemerkosaan. Akibatnya, nilai rupiah sempat anjlok drastis terhadap dolar Amerika.

Ketika salah seorang anggota Pansus, Don Murdono dari Fraksi PDIP, mengkonfirmasi desas-desus adanya upaya pemberontakan yang diprakarsai Prabowo, ia mengelak keras. Ia malah mengaitkan desas-desus itu dengan kemungkinan adanya campur tangan asing.

Dalam rapat yang berlangsung sekitar lima jam ini, menantu mantan Presiden Soeharto ini menyarankan agar Pansus mencari film dokumenter yang dimiliki CNN dan Reuters. Menurut Prabowo, ia mendapatkan informasi dari seorang wartawan Majalah Time bahwa film itu bisa membantu menyingkap peristiwa yang terjadi saat itu. “Saya sendiri belum melihat video itu. Tapi, saya yakin, hal ini penting,” ujar dia.

Advertising
Advertising

Dengan melihat film itu, kata dia, Pansus bisa mengetahui babak-babak peristiwa yang menewaskan enam mahasiswa itu, termasuk pasukan mana yang menggunakan peluru tajam. Ia juga menyarankan agar Pansus menggunakan para ahli forensik dari negara-negara maju yang independen, seperti Jepang.

Pada kesempatan itu, ia mengatakan, kemungkinan aksi penembakan itu dilakukan pasukan yang lelah dan penuh tekanan. Apalagi, sehari sebelum insiden itu, seorang kapten polisi terbunuh di Bogor. Hal ini, menurut Prabowo, dapat mengakibatkan dendam yang membuat polisi lepas kendali saat bertugas.

Menanggapi keterangan Prabowo itu, Ketua Pansus Panda Nababan, menyesalkan isi keterangan yang tidak berbeda dengan keterangan para jenderal lain yang diduga terlibat. Panda pun mempertanyakan sikap mereka yang mengaku menyesal tapi enggan bertanggung jawab. “Kalau seperti itu, berarti itu cuma retorika mereka saja,” kata dia kepada wartawan selepas rapat Pansus. (Anggoro Gunawan)

Berita terkait

AS: Israel Belum Sampaikan Rencana Komprehensif Soal Invasi Rafah

1 menit lalu

AS: Israel Belum Sampaikan Rencana Komprehensif Soal Invasi Rafah

Israel belum menyampaikan kepada pemerintahan Presiden Amerika Serikat Joe Biden ihwal "rencana komprehensif" untuk melakukan invasi terhadap Rafah.

Baca Selengkapnya

Suami Mutilasi Istri di Ciamis, Polisi Siapkan Tim Khusus Periksa Kejiwaan Tarsum

10 menit lalu

Suami Mutilasi Istri di Ciamis, Polisi Siapkan Tim Khusus Periksa Kejiwaan Tarsum

Tarsum mengakui telah membunuh dan memutilasi istrinya sendiri

Baca Selengkapnya

Mayoritas Dosen Bergaji di Bawah Rp 3 Juta, Begini Respons Pemerintah

10 menit lalu

Mayoritas Dosen Bergaji di Bawah Rp 3 Juta, Begini Respons Pemerintah

Serikat Pekerja Kampus (SPK) menyebut mayoritas dosen bergaji di bawah Rp 3 juta.

Baca Selengkapnya

indonesia Bakal Pamerkan Infrastruktur Hijau Dalam World Water Forum ke-10, Proyek Apa yang Menonjol?

18 menit lalu

indonesia Bakal Pamerkan Infrastruktur Hijau Dalam World Water Forum ke-10, Proyek Apa yang Menonjol?

Berbagai konsep dan realisasi infrastruktur energi hijau milik Pemerintah Indonesia bakal menampang di World Water Forum ke-10 di Bali.

Baca Selengkapnya

Pengamat: Proses Sidang Sengketa Pilpres di MK Membantu Redam Suhu Pemilu

18 menit lalu

Pengamat: Proses Sidang Sengketa Pilpres di MK Membantu Redam Suhu Pemilu

Ahli politik dan pemerintahan dari UGM, Abdul Gaffar Karim mengungkapkan sidang sengketa pilpres di MK membantu meredam suhu pemilu.

Baca Selengkapnya

Mulai Terganggu Netizen Julid, Abidzar Ingin Blokir dan Bikin Penggemar Sendiri

19 menit lalu

Mulai Terganggu Netizen Julid, Abidzar Ingin Blokir dan Bikin Penggemar Sendiri

Abidzar menanggapi komentar julid netizen yang mempersoalkan tato palsu dan adegan menggendong perempuan di video barunya.

Baca Selengkapnya

Jonatan Christie Menang, Tim Putra Indonesia Melangkah ke Final Piala Thomas 2024

22 menit lalu

Jonatan Christie Menang, Tim Putra Indonesia Melangkah ke Final Piala Thomas 2024

Jonatan Christie memastikan langkah Indonesia ke babak final Piala Thomas 2024 setelah memetik kemenangan atas Wang Tzu Wei.

Baca Selengkapnya

Tim Bulu Tangkis Indonesia Lolos ke Final Piala Uber 2024, Ricky Soebagdja: Bukti Secara Kemampuan Mereka Ada dan Bisa

41 menit lalu

Tim Bulu Tangkis Indonesia Lolos ke Final Piala Uber 2024, Ricky Soebagdja: Bukti Secara Kemampuan Mereka Ada dan Bisa

Manajer tim sekaligus Kepala Bidang Binpres PP PBSI, Ricky Soebagdja, mengapresiasi perjuangan tim putri Indonesia mencapai final Piala Uber 2024.

Baca Selengkapnya

Bersiap Maju Pilkada, Bupati Petahana Buru Selatan Ambil Formulir ke Partai

44 menit lalu

Bersiap Maju Pilkada, Bupati Petahana Buru Selatan Ambil Formulir ke Partai

Pengambilan formulir ke PKB, Nasdem, hingga PSI.

Baca Selengkapnya

TPA Piyungan Yogya Ditutup Permanen, Ini Jurus Bantul Cegah Aksi Buang Sampah Sembarangan

53 menit lalu

TPA Piyungan Yogya Ditutup Permanen, Ini Jurus Bantul Cegah Aksi Buang Sampah Sembarangan

Penutupan TPA Piyungan di Bantul ternyata membuka masalah baru, banyak warga membuang sampah sembarangan.

Baca Selengkapnya