Keempat mahasiswa yang ditahan tersebut adalah Alam, Anwar, Abd. Sahid danWahyudi. Selain menahan keempat orang tersebut, polisi juga menyita batu dandua potong balok yang digunakan dalam aksi yang melibatkan sekitar seribuorang dari kedua kelompok yang berbeda kepentingan tersebut.
Saat ini kemapat mahasiswa masih menjalani pemeriksaan di Mapolsek Biringkanaya. Namun, mereka yang berasal dari berbagai fakultas di Universitas Hasanuddin itumenolak tuduhan polisi. Saat kejadian, mereka mengaku hanya diajak kawan-kawan mereka dan tidak mengetahui jika ada pertikaian antara kelompok mahasiswa pondokan dan kelompok massa NU yang sedang berkumpul di depan kampus UIM.
“Saya ini baru selesai mengikuti pembekalan KKN di kampus. Saat di luar dari kampus ada ribut-ribut dan sejumlah teman mengajak untuk melihat apa yang terjadi. Tapi kemudian terjadi saling lempar batu dan saya hanya berusaha menyelematkan diri sebelum polisi datang menangkap kami,” ungkap Anwar.
Meski demikian polisi masih tetap bersikeras menahan mereka dengan alasan petugas menangkap tangan mereka pada kejadian tersebut. “Bagaimana mau mengelak kalau kami sendiri yang mendapati mereka masih memegang batu dan balok. Barang buktinya sudah dikumpulkan dan biarlah penyidik yang melanjutkan pemeriksaan,” ungkap Brigadir (Pol) Agus dari Poltabes Makassar yang mengantar tersangka ke Mapolsekta Biringkanaya.
Para mahasiswa yang ditangkap tersebut dibawa ke Polsekta dengan menggunakankendaraan mikrolet. Polisi sebelumnya melucuti pakaian mereka dan mengikatnya dengan tali pinggang. Di wajah Sahid yang berambut gondrong terlihat luka memar akibat terkena popor senjata petugas. (Syarief Amir)