Menurut Ketua Tim Penasehat Hukum, Gustaf Yakob, pihaknya tidak menyampaikan eksepsi karena sejak awal timnya sudah mendampingi paraterdakwa. Sehingga, ia tidak lagi memiliki masalah dengan semua prosedur hukum yang berkenaan dengan materi eksepsi. Materi eksepsi sendiri umumnya menyangkut tempus delicti (waktu kejadian) dan locusdelicti (tempat kejadian).
Karena pihak penasehat hukum tidak akan menyampaikan eksepsi, Gustaf mengembalikan agenda sidang ke JPU Sjamsul dan majelis hakim. "Apakah persidangan akan dilanjutkan dengan pemeriksaan saksi ataubagaimana, ya, terserah," kata dia.
Untuk diketahui, persidangan berikut, Sabtu (24/2), diagendakan mendengar eksepsi (tanggapan) atas dakwaan jaksa. Eksepsi ini menindaklanjuti dakwaan JPU Arifin yang disampaikan pada Selasa (20/2) di Pengadilan Negeri (PN) Kupang. Seperti diketahui, ketujuh terdakwa ini diajukan ke persidangan karena diduga kuat membunuh Olivio pada 5 September 2000.
Para terdakwa didakwa melakukan tindak pidana pembunuhan, penganiayaan dan membawa senjata tanpa izin pihak berwewenang. Hal itu sesuai dakwaan kesatu primair Pasal 340 jo 55 ayat (1) ke-1e KUHP, subsidair Pasal 338 jo 55 ayat (1) ke-1e KUHP, lebih subsidair Pasal 170 ayat (1) dan ayat (2) ke-3e KUHP dan dakwaan kedua Pasal 2 ayat (1) UU Darurat No. 12/Drt/1952.
Untuk memudahkan pemeriksaan para terdakwa, berkas perkara ketujuh terdakwa dipilah atas dua berkas berbeda yang ditangani oleh majelis hakim berbeda pula. Berkas pertama ditangani oleh majelis hakim yang diketuai Yoseph F.E. Fina SH didampingi dua anggota yakni Nyoman Sudarta SH dan Frangky Tambuwun SH. Sementara berkas kedua ditangani oleh majelis hakim yang diketuai oleh Melkiades Kadju SH didampingi duahakim anggota yakni Ganjar Pasaribu SH dan AndiSubiyantadi SH. (Cyriakus Kiik)