TEMPO Interaktif, Jakarta - Warga Dusun Gedangkeret, Desa Banjardowo, Kecamatan Jombang Kota, Kabupaten Jombang, Jawa Timur resah terhadap dampak pembuangan limbah peternakan penghasil telur di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) di lingkungan mereka. “Selain baunya menyengat, kami juga takut dengan bakteri yang disebabkan oleh sampah telur tersebut,” kata Imam, warga setempat, hari ini.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Jombang, Suparyanto yang mendengar keluhan warga menyatakan akan memantau kondisi kesehatan warga yang tinggal disekitar TPA. Jika ada warga yang memiliki keluhan kesehatan, "secepatnya melapor ke dinas kesehatan agar bisa segera ditangani," ucap Suparyanto.
Menurut dia, pengelolaan sampah yang amburadul akan berdampak negatif bagi kesehatan warga sekitar TPA. Limbah kulit telur itu seharusnya dikelola dengan benar. Jika tidak, limbah tersebut dapat memunculkan banyak bakteri yang mengancam kesehatan warga sekitar.
Kepala Seksi Kebersihan dan Pertamanan Dinas Cipta Karya Darmanto mengatakan, pembuangan limbah industri berupa kulit telur pada zona aktif melanggar prosedur pengelolaan sampah yang ditentukan pemerintah daerah. Seharusnya limbah kulit telur dibuang pada lubang tersendiri, lalu dikubur. Tujuanya untuk menghilangkan bau telur, dan menekan bakteri bersinggungan dengan manusia.
"TPA i seluas 8,5 hektare itu cukup untuk membuat lubang pembuangan limbah,” ujar Darmanto.
Hingga siang ini, pemilik peternakan penghasil telur belum bisa dihubungi.
MUHAMMAD TAUFIK