TEMPO Interaktif, Jakarta - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengatakan ujian nasional seharusnya tidak menjadi satu-satunya alat ukur dalam menilai prestasi siswa. Presiden menilai sistem ujian nasional yang saat ini diberlakukan perlu dikaji ulang.
"Saya sendiri berpendapat memang sebaiknya ujian nasional tidak menjadi satu-satunya alat ukur yang bisa kita pilih tapi dengan memadukan aspek lain," katanya sebelum memimpin rapat kabinet di Istana Negara, Kamis (07/01).
Presiden Yudhoyono mengatakan ada dua opsi yang bisa dipilih dalam mengukur prestasi siswa. Opsi pertama adalah ujian nasional. Namun jika ada siswa yang tak berhasil dalam ujian nasional, siswa tersebut bisa mengikuti ujian ulang.
Opsi lainnya, kata Presiden Yudhoyono, adalah dengan mengembalikan sistem penilaian siswa ke model ebtanas. "Tapi harus ada pembaharuan karena apa yang dikembangkan Depdiknas itu aliran dari undang-undang," kata Presiden Yudhoyono.
Pengkajian tentang ujian nasional, kata Presiden Yudhoyono, perlu dilakukan karena terjadi pro dan kontra tentang hal itu di masyarakat. "Yang penting bagi saya harus lebih objektif mengukur prestasi siswa," kata Presiden Yudhoyono.
Rapat kabinet terbatas siang ini antara lain membahas ujian nasional. "Saya ingin dengar presentasi dari Mendiknas seperti apa konstruksi yang akan kita bangun untuk mendapatkan kebijakan yang lebih tepat berkaitan dengan ujian nasional," kata Presiden Yudhoyono.
DWI RIYANTO AGUSTIAR