TEMPO Interaktif, Jakarta:Sedikitnya 100 orang anggota Gerakan Amaliyah Mahasiswa Muslim Indonesia (GAMM Indonesia) menggelar aksi unjuk rasa di Markas Besar (Mabes) Polri, Jakarta, Kamis (30/1). Aksi yang mulai digelar pukul 09.30 WIB ini mengajukan tuntutan menolak intervensi asing dalam proses investigasi bom Bali. Skenario penangkapan terhadap Abu Bakar Baasyir merupakan skenario global intervensi asing dengan isu terorisme, Cholil Hasan dari GAMM Indonesia membaca pernyataan persnya. Baasyir yang ia maksud adalah pemimpin Majelis Mujahidin Indonesia sekaligus pimpinan pesantren Al Mukmin, Ngruki, Solo. Mereka, yang datang dengan mengenakan pakaian muslim, tertahan di depan gerbang Mabes Polri yang pintunya ditutup rapat. Sedikitnya satu regu aparat kepolisian penjaga pos depan Mabes Polri segera membuat barikade dari sisi dalam pintu gerbang. Melihat upaya unjuk rasa ini ditahan aparat, sejumlah perwakilan mencoba tawar menawar untuk bisa masuk menjenguk Baasyir. Selang beberapa menit kemudian, 20 orang diperbolehkan masuk, sementara massa yang lain masih berorasi sambil menenteng sejumlah poster dan spanduk. Cholil menyatakan GAMM Indonesia menuntut pemerintah dan Mabes Polri segera membebaskan Baasyir. Nama baik Baasyir juga selayaknya direhabilitasi karena telah dicemarkan di mata dunia internasional karena ditangkap tanpa bukti kuat. Tidak ada bukti dan terkesan mengada-ada, ujarnya berapi-api. Ironisnya, kata Cholil yang menjadi koordinator aksi, Polri tidak menyadari menjadi boneka asing dan Badan Intelijen Negara (BIN) yang menjadi sumber informasi terorisme di Indonesia berperan bagai Central Intelligence Agency (CIA). Ini bertujuan untuk memuluskan niat asing dalam memberantas kekuatan umat Islam Indonesia. Negara sudah tidak mempunyai kedaulatan dan harga diri lagi sebagai bangsa dan negara, tegas Cholil. Aksi itu juga mengungkit kasus Theo Syafei yang telah dipetieskan. Mereka meminta Mabes Polri untuk membuka dan mengusut kembali kasus Theo Syafei, Alex Manuputty, Pabianus Tibo yang terlibat dalam pembantaian terhadap umat Islam. Dalam kasus ini, Theo Syafei dianggap mereka sebagai provokator pembantaian muslim di Kupang, Nusa Tenggara Timur. GAMM Indonesia juga menuntut pemerintahan Megawati Sukarnoputri melepaskan Indonesia dari intervensi asing. Mega diminta mengambil alih aset milik bangsa yang telah dijual kepada asing. Ini agar kedaulatan, kehormatan, dan harga diri bangsa yang telah dijual kepada kapitalis asing dapat dimiliki kembali oleh bangsa dan rakyat Indonesia. (Eduardus Karel Dewanto Tempo News Room
Berita terkait
Real Madrid Jadi Juara La Liga Spanyol 2023/2024 setelah Barcelona Kalah 2-4 dari Girona
49 menit lalu
Real Madrid Jadi Juara La Liga Spanyol 2023/2024 setelah Barcelona Kalah 2-4 dari Girona
Real Madrid dipastikan menjadi juara La Liga Spanyol 2023/2024 setelah Barcelona kalah 2-4 dari Girona dalam dalam laga ke-34.