TEMPO Interaktif, Jakarta:Faturahman, 29 tahun, salah satu anak buah Imam Samudra alias Abdul Aziz, tersangka pengebom Bali mengakui dirinya pernah dititipi bahan peledak jenis potasium klorat. Tersangka mengaku bahan kimia sebanyak 8 kilogram itu milik Imam Samudra yang diterima dari Pujata, anak buah Imam lainnya yang kini sudah tertangkap. "Sebelum saya buang, potasium itu sempat saya simpan di rumah ibu saya. Tapi, saya ambil kembali, dan saya buang ke kali Banten," ujar Faturahman, kepada Tempo News Room, usai diperiksa petugas di Polres Serang, Kamis (30/1) Dijelaskan, bahan kimia itu pertama kali dititipkan Rauf kepada Ikhwan, 6 November lalu. Kemudian, potasium tersebut berpindah ke Pujata. Pada 12 November, Pujata kemudian meminta Faturahman untuk menyimbunyikan potasium di rumah ibunya, Ny Enis, yang sudah berusia lanjut, di kampung Keganteran, Kasemen, Serang. Pada tanggal 22 November, potasium yang dibungkus dalam karung putih itu kemudian dibuang ke sungai Banten oleh Faturahman dan Aprianto. "Setelah bubuk ditabur di sungai, karungnya pun ikut dibuang. Ini saya lakukan atas perintah orang yang disuruh oleh Pujata," papar Faturahman. Ketika ditanya, apakah dirinya kenal dengan Imam Samudra, ayah empat orang anak ini bersumpah sama sekali tidak kenal. "Sumpah, demi Allah, saya tidak kenal dengan dia. Saya cuma kenal Pujata yang menitipkan potasium itu," katanya. Sementara itu, Ny Rohma, istri Faturahman, saat ditemui di rumahnya mengaku pasrah dengan penangkapan suaminya. "Tadinya, saya sempat shok melihat suami saya digelandang petugas, tapi, ya, harus gimana lagi," katanya. Selama ini, Rohma mengaku tidak tahu-menahu tentang keterlibatan suaminya dalam kasus peledakan bom Bali. "Saya hanya tahu dia dekat dengan Pujata, itu saja. Tapi, anehnya dalam berita kok nama suami saya disebut-sebut," katanya lirih. Dengan dasar itu, ketika suaminya pamit untuk pergi, ia tidak bisa menolak. "Baru semalam dia pulang dan langsung ditangkap petugas," katanya. Namun, Ny. Prianto, yang tinggal bersebelahan dengan rumah Faturahman, memberikan keterangan berbeda. Ia mengaku sering melihat pakaian-pakaian Faturahman yang dijemur di luar rumah. "Saya yakin dia sudah lama berada di rumah ini, tapi tidak pernah keluar," katanya. Wakil Kepala Polres (Wakapolres) Serang, Komisaris Polisi Adeni Mohan menyatakan, Faturahman merupakan salah satu jaringan Imam Samudra di Serang. Ia ditangkap anggota Polres Serang di rumahnya, kompleks Angsoka Permai, Blok B 19/9 RT 3 RW 8, kampung Kenganteran, Kasemen, Serang, Rabu, (29/1) sekitar pukul 18.30 WIB. Ia ditangkap usai shalat Maghrib. Usai menangkap tersangka, petugas juga sempat melakukan penggeledahan di rumah tersangka, namun tidak menemukan barang bukti lain yang berkaitan dengan kasus bom Bali. Selanjutnya, polisi membawa tersangka ke Mapolres Serang. Hingga semalam, polisi masih melakukan pemeriksaan secara intensif.(Faidil Akbar-Tempo News Room)