TEMPO Interaktif, Jambi - Rumah Sakit Umum Daerah Raden Mathaher Jambi kembali merawat seorang warga suspect flu babi. Seorang warga berinisial FP, 26 tahun, Minggu malam (26/7) masuk dan dirawat di ruang isolasi dengan ciri-ciri sama seperti terjangkit virus H1N1.
"Saat ini korban sedang dirawat di ruang isolasi dengan suhu tubuh sejak masuk hingga pagi ini belum turun, yakni mencapai 38 derajat Celcius, dan dalam perawatan secara intensif," kata Iswanto, juru bicara RSUD Raden Mathaher Jambi, kepada Tempo, Senin (27/7).
FP merupakan warga Jambi yang sedang mengikuti pendidikan program S2 di salah satu universitas negeri di Jakarta. Ia diketahui sudah menderita demam sejak empat hari lalu, kemudian pulang ke Jambi untuk berobat mengingat kedua orang tuanya berprofesi sebagai dokter yang bertugas di Jambi.
"Awalnya, Sabtu pekan lalu pasien sempat datang ke rumah sakit dan mengeluh menderita demam dengan panas tinggi, pilek, batuk, dan merasa mual-mual. Namun, karena ruang rawat inap di rumah sakit ini penuh, maka dibawa ke rumah sakit Asia Medika, salah satu rumah sakit swasta di Kota Jambi," ujarnya.
"Melihat kondisi pasien mirip suspect flu babi dan rumah sakit ini tidak memiliki ruangan khusus, maka akhirnya sekitar pukul 20.45 WIB dibawa kembali ke RSUD Raden Mathahert," ujarnya.
Korban yang saat ini ditempatkan di ruangan paviliun Melati itu, dirawat khusus dua dokter ahli penyakit dalam dan ahli penyakit menular. Sampel darah pasien telah diambil untuk dilakukan pengecekan lebih lanjut.
Gubernur Jambi Zulkifli Nurdin kepada wartawan mengatakan pihaknya telah mengusulkan ke pemerintah pusat untuk meminta bantuan alat pendeteksi suhu yang akan dipasangkan di Bandara Sultan Thaha. Namun, karena bandara di Jambi bukan bandara bertaraf internasional, maka tidak dikabulkan.
"Kita sudah meminta itu, namun tidak dikabulkan pemerintah pusat. Walau demikian, Pemerintah Provinsi Jambi telah menyediakan dana khusus untuk biaya perawatan bagi pasien yang suspect maupun terdeteksi flu babi, sehingga pasien akan berobat gratis," ujar Gubernur.
Sebelumnya, 19 Juli lalu, RSUD juga pernah mendapat pasien suspect flu babi berinisial AAM, 25 tahun, namun dokter yang merawatnya menyatakan negatif dan hanya mengalami radang tenggorokan. Beberapa hari dirawat, pasien sudah diperbolehkan pulang.
SYAIPUL BAKHORI
Berita terkait
Inggris Laporkan Virus Mirip Flu Babi Terdeteksi pada Manusia
28 November 2023
Inggris telah mendeteksi kasus pertama virus flu pada manusia yang serupa dengan virus flu babi.
Baca SelengkapnyaBeragam Jenis Penyakit Flu Mulai Flu Burung, Flu Unta sampai Flu Babi, Mana Paling Berbahaya?
15 Oktober 2023
Sejak puluhan tahun, flu mengalami perkembangan dengan berbagai varian, seperti flu burung, flu babi, flu Singapura, flu tomat, dan flu unta.
Baca SelengkapnyaTerpopuler: Hujan Kritik Jokowi Ambil Alih Perbaikan Jalan Rusak, Singapura Kembali Impor Babi dari Batam
8 Mei 2023
Berita-berita ekonomi dan bisnis sepanjang Ahad kemarin, 7 Mei 2023 dimulai dari Presiden Jokowi meninjau jalan-jalan rusak di Lampung.
Baca SelengkapnyaBeragam Jenis Flu, Kenali Flu Unta sampai Flu Tomat
17 Desember 2022
UK Health Security Agency (UKHSA) mengimbau para penonton Piala Dunia 2022 Qatar untuk mewaspadai tanda-tanda terinfeksi flu unta. Ini ragam flu.
Baca SelengkapnyaSetelah Flu Burung, Flu Singapura, dan Flu Babi, Muncul Flu Tomat
31 Agustus 2022
Sebelum Flu Tomat mengejutkan dunia, 3 jenis flu ini pernah menggegerkan masyarakat dan wajib Anda waspadai: flu burung, flu Singapura dan flu babi.
Baca Selengkapnya4 Penyakit yang Pernah Ditetapkan Darurat Kesehatan Global
27 Juli 2022
WHO menetapkan cacar monyet sebagai darurat kesehatan global. Penetapan ini bukanlah kali pertama.
Baca SelengkapnyaCara Menghindari Flu
8 November 2021
Untuk orang tua vaksinasi influenza ini kurang efektif, namun bisa mengurangi tingkat keparahan penyakit flu.
Baca SelengkapnyaFakta-fakta tentang Flu Burung, Flu Babi, dan Influenza
8 November 2021
Flu babi menyebar dengan cepat dari satu negara ke negara lain, tapi orang muda dan orang tua telah kebal terhadapnya.
Baca SelengkapnyaMiliarder Cina Peternak Babi Dihukum 18 Tahun Karena Kritik Pemerintah
29 Juli 2021
Miliarder Cina dihukum 18 tahun penjara karena berani mengkritik kebijakan pemerintah terkait penanganan flu babi.
Baca SelengkapnyaMendag Lutfi Ungkap Peliknya Persoalan Kedelai dan Penyebab Harga Naik
11 Januari 2021
Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi mengatakan tidak mudah mengatasi persoalan kacang kedelai.
Baca Selengkapnya