Alih Fungsi Hutan Ancam Kehidupan Jutaan Warga Papua

Reporter

Editor

Sabtu, 28 Februari 2009 09:51 WIB

TEMPO Interaktif, Jayapura: Sekitar 1,2 juta orang asli Papua terancam kehidupannya menyusul makin maraknya pengalihan fungsi hutan di Papua menjadi perkebunan kelapa sawit ataupun perkebunan yang lainnya.

Menurut Sekretaris Eksekutif Forum Kerjasama Lembaga Swadaya Masyarakat Papua, Sefter Manufandu, hutan bagi masyarakat asli Papua merupakan gudang makanan. Sebab di dalamnya terdapat sumber obat-batan, makanan, dan berbagai sumber kehidupan sehari-hari bagi kelangsungan hidup generasi ke generasi.

Pembukaan hutan untuk lahan perkebunan kelapa sawit di Arso, Kabupaten Keerom, misalnya, tidak mampu mensejahterahkan masyarakat. Padahal, perkebunan itu telah ada sejak 21 tahun yang lalu di atas lahan 50 ribu hektare. Salah satu penyebabnya adalah ongkos angkut dari lahan petani ke pabrik perusahaan. “Satu kali angkut hasil kebun kelapa sawit ke pabrik pengolahannya sekitar 1,4 hingga 1,5 juta rupiah,” katanya, Sabtu (27/2).

Perkebunan kelapa sawit yang diharapkan memberi peningkatan pendapatan petani, ternyata semakin menyusahkan mereka. Pendapatan petani sawit jika mengerjakan sendiri Rp 500 ribu per bulannya, jika dikontrakkan kepada orang lain hanya Rp 300 ribu per bulannya. “Sehingga banyak petani yang mengontrakkan lahan sawitnya, karena pendapatannya tidak sebanding dengan ongkos angkut hasil panen,” jelasnya.

Selain itu, di bagian selatan Papua, tepatnya di Kabupaten Merauke, ada 31 investor kelapa sawit, misalnya saja PT Bio Inti Agrindo dan PT Papua Agro Lestari, masing-masing memiliki sekitar 39 ribu hektare perkebunan kelapa sawit di Distrik Muting dan Distrik Ulilin. Sementara PT Dongin Prabhawa juga memiliki 39 ribu hektar lahan di Distrik Okaba. “Mereka telah mengantongi izin dari gubernur Papua untuk mengurus izin pembukaan hutan dari Departemen Kehutanan pada tahun lalu,” ungkapnya.

Sementara pada Agustus 2008, grup Binladin dari Arab Saudi menyanggupi investasi senilai Rp 39 triliun untuk membiayai Merauke Integrated Food and Energy Forum. “Sebagian besar investasi itupun untuk kelapa sawit,” terangnya.

Namun dari hasil riset Forum Kerjasama Lembaga Swadaya Masyarakat dengan masyarakat adat di Merauke, masyarakat khususnya warga Auwyu di Distrik Anim Ha tidak setuju dengan pembukaan lahan ini. “Ada indikasi terjadi konspirasi antara pemerintah dengan perusahaan sawit yang ingin berinvestasi di tanah adat mereka,” terangnya.

CUNDING LEVI

Berita terkait

Greenpeace Sebut Pembukaan Lahan Hutan untuk Sawit Pemicu Utama Deforestasi

2 hari lalu

Greenpeace Sebut Pembukaan Lahan Hutan untuk Sawit Pemicu Utama Deforestasi

Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia atau GAPKI mengklaim ekspor ke luar negeri turun, terutama di Eropa.

Baca Selengkapnya

Terpopuler: Zulhas Revisi Permendag Barang Bawaan Impor, Teten Evaluasi Pernyataan Pejabatnya soal Warung Madura

3 hari lalu

Terpopuler: Zulhas Revisi Permendag Barang Bawaan Impor, Teten Evaluasi Pernyataan Pejabatnya soal Warung Madura

Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan atau Zulhas merevisi lagi peraturan tentang barang bawaan impor penumpang warga Indonesia dari luar negeri.

Baca Selengkapnya

Gapki Tanggapi Target Pemerintah soal Pemutihan Lahan Sawit pada September 2024

3 hari lalu

Gapki Tanggapi Target Pemerintah soal Pemutihan Lahan Sawit pada September 2024

Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia atau Gapki tanggapi soal target pemerintah menyelesaikan pemutihan hutan di lahan sawit September 2024.

Baca Selengkapnya

Sawit PT RAP Diduga Masuk Kawasan Hutan Kapuas Hulu

4 hari lalu

Sawit PT RAP Diduga Masuk Kawasan Hutan Kapuas Hulu

Perkebunan sawit PT Riau Agrotama Plantation (PT RAP), anak perusahaan Salim Group diduga merambah hutan Kapuas Hulu, Kalimantan Barat.

Baca Selengkapnya

Kebun Sawit Anak Usaha Sinarmas Diduga Terabas Cagar Alam Kelautku Kalimantan Selatan

4 hari lalu

Kebun Sawit Anak Usaha Sinarmas Diduga Terabas Cagar Alam Kelautku Kalimantan Selatan

Kebun sawit PT SKIP Senakin Estate, anak usaha Sinarmas, diduga menerabas hutan Cagar Alam Kelautku, Kalimantan Selatan.

Baca Selengkapnya

Ratusan Ribu Hektare Sawit Ilegal Kalimantan Tengah akan Diputihkan, Dinas Perkebunan Mengaku Tidak Dilibatkan

4 hari lalu

Ratusan Ribu Hektare Sawit Ilegal Kalimantan Tengah akan Diputihkan, Dinas Perkebunan Mengaku Tidak Dilibatkan

Lebih dari separo lahan sawit di Kalimantan Tengah diduga berada dalam kawasan hutan. Pemerintah berencana melakukan pemutihan sawit ilegal.

Baca Selengkapnya

12 Ribu Kebun Darmex Group Diduga Terobos Kawasan Hutan Riau, Akan Diputihkan

4 hari lalu

12 Ribu Kebun Darmex Group Diduga Terobos Kawasan Hutan Riau, Akan Diputihkan

Riau menjadi provinsi dengan kebun sawit bermasalah paling luas di Indonesia. Berdasarkan catatan Greenpeace sekitar 1.231.614 hektare kebun kelapa sawit di Riau berada di kawasan hutan. Salah satu perusahaan kelapa sawit yang diduga melakukan perambahan kawasan hutan adalah PT Palma Satu, anak perusahaan Darmex Group.

Baca Selengkapnya

22 Ribu Hektare Lahan Sawit PT SCP Diduga Berada dalam Kawasan Hutan, Kerap Memicu Kebakaran

4 hari lalu

22 Ribu Hektare Lahan Sawit PT SCP Diduga Berada dalam Kawasan Hutan, Kerap Memicu Kebakaran

22 ribu hektare perkebunan sawit PT Suryamas Cipta Perkasa (PT SCP) masuk kawasan hutan hidrologis gambut di Kalimantan Tengah.

Baca Selengkapnya

Polemik Pemutihan Lahan Sawit Ilegal di Kawasan Hutan, Ini Penjelasan Menteri Airlangga

36 hari lalu

Polemik Pemutihan Lahan Sawit Ilegal di Kawasan Hutan, Ini Penjelasan Menteri Airlangga

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menjelaskan alasan pemerintah memutihkan lahan sawit ilegal di kawasan hutan.

Baca Selengkapnya

365 Perusahaan Ajukan Pemutihan Lahan Sawit Ilegal di Kawasan Hutan

37 hari lalu

365 Perusahaan Ajukan Pemutihan Lahan Sawit Ilegal di Kawasan Hutan

Ratusan perusahaan pemilik lahan sawit ilegal di kawasan hutan mengajukan pemutihan.

Baca Selengkapnya