Minyak Tanah Sulit, Batik Tulis Semakin Terjepit

Reporter

Editor

Minggu, 21 Desember 2008 11:07 WIB

TEMPO Interaktif , Surakarta: Sejumlah produsen batik di Solo, khususnya batik tulis tersendat produksinya lantaran kesulitan mendapatkan minyak tanah. Minyak tanah untuk menyalakan kompor kecil yang berfungsi untuk mengencerkan “Malam” --bahan untuk membatik. Sedangkan hingga kini, mereka belum menemukan teknologi untuk beralih ke gas elpiji.


Gunawan Setiawan, Ketua Kampung Batik Kauman, Surakarta, mengatakan bahwa pihaknya terpaksa mengerahkan pekerjanya untuk antre minyak tanah. “Satu orang hanya dapat satu liter,” kata Gunawan.

Akibatnya, jam kerja pekerjanya terganggu akibat harus mengantre minyak di pagi hari. “Tentunya pekerjaan tambahan tersebut berimbas ke kuantitas produksi,” kata Gunawan Setiawan. Selain jumlah produksi menurun, menurut Gunawan, harus memberikan upah tambahan kepada pekerja yang terpaksa mengantre minyak.

Hal senada juga diungkapkan oleh salah satu pengusaha batik di Kampung Batik Laweyan, Gunawan Muhamad Nizar. “Sempat tidak produksi selama sehari karena tidak mendapatkan minyak tanah,” kata Nizar. Untunglah beberapa warga di Laweyan bersedia mencukupi kebutuhan minyak tanah bagi para perajin di daerahnyanya dengan mengantre di beberapa tempat sekaligus.

Dirinya mengatakan sebenarnya para perajin batik bersedia membeli minyak tanah meskipun dengan harga yang tidak bersubsidi. “Yang penting barangnya ada,” kata Nizar. Bagi para perajin batik tulis, keberadaan minyak tanah sangat dibutuhkan pada saat proses mencanting, karena digunakan untuk mencairkan malam.

Sedangkan untuk beralih energi ke gas elpiji, Nizar mengaku para pembatik belum siap untuk melakukannya. “Karena belum ada kompor yang didesain khusus untuk membatik,” katanya. Kompor yang dibutuhkan adalah kompor dengan nyala kecil dan konstan. “Tidak boleh terlalu panas,” katanya.

Hingga saat ini Kampung Batik Laweyan seringkali digunakan untuk penelitian dari berbagai pihak. “Baik itu penelitian masalah lingkungan, budaya dan teknologi,” kata Nizar. Namun hingga kini di tempatnya belum pernah dilakukan penelitian mengenai penggunaan teknologi gas elpiji.

AHMAD RAFIQ

Berita terkait

Bamsoet Dukung Fashion Show Kain Tradisional Indonesia di San Polo Italia

11 hari lalu

Bamsoet Dukung Fashion Show Kain Tradisional Indonesia di San Polo Italia

Ketua MPR RI, Bambang Soesatyo atau Bamsoet, mendukung rencana pagelaran fashion show oleh Dian Natalia Assamady bertajuk "Keindahan Karya Kain. Tenun dan Batik Ku Indonesia".

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Pakai Kain Batik pada Hari Terakhir di Washington, Hadiri 3 Pertemuan Bilateral

12 hari lalu

Sri Mulyani Pakai Kain Batik pada Hari Terakhir di Washington, Hadiri 3 Pertemuan Bilateral

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengenakan kain batik pada hari terakhirnya di Washington DC, Amerika Serikat, 21 April kemarin.

Baca Selengkapnya

Jangan Lupakan 7 Destinasi Wisata Semarang, Kota Lama sampai Mangrove Edu Park

16 hari lalu

Jangan Lupakan 7 Destinasi Wisata Semarang, Kota Lama sampai Mangrove Edu Park

Kota Lama Semarang hingga Taman Lele, Semarang tak pernah kehabisan destinasi wisata.

Baca Selengkapnya

PNM Berikan Pelatihan Batik Ecoprint kepada Nasabah

40 hari lalu

PNM Berikan Pelatihan Batik Ecoprint kepada Nasabah

PT Permodalan Nasional Madani (PNM) mengadakan pelatihan untuk membantu pengembangan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) para nasabah.

Baca Selengkapnya

Kampung Karangkajen Yogyakarta Dipromosikan Sebagai Kampung Religius, Ini Daya Tariknya

42 hari lalu

Kampung Karangkajen Yogyakarta Dipromosikan Sebagai Kampung Religius, Ini Daya Tariknya

Kampung Karangkajen Kecamatan Mergangsan Kota Yogyakarta dikenalkan sebagai Kampung Religius jelang Ramadhan atau awal Maret 2024 ini.

Baca Selengkapnya

Begini Saran Didiet Maulana Merawat Batik agar Awet dan Tetap Otentik

59 hari lalu

Begini Saran Didiet Maulana Merawat Batik agar Awet dan Tetap Otentik

Desainer dan Direktur Kreatif IKAT Indonesia Didiet Maulana membeberkan cara menjaga kain batik agar tetap awet.

Baca Selengkapnya

KBRI Canberra Gelar Promosi Batik di Australia, Potensi Transaksi Capai Rp 200 Juta

28 Februari 2024

KBRI Canberra Gelar Promosi Batik di Australia, Potensi Transaksi Capai Rp 200 Juta

Kedutaan Besar RI di Canberra menggelar promosi batik di Balai Kartini, Australia. Agenda tersebut dilaksanakan melalui Atase Perdagangan Canberra bersama Asosiasi Pengusaha Perancang Mode Indonesia (APPMI).

Baca Selengkapnya

Piaggio Indonesia Umumkan Setop Produksi Vespa Batik

17 Februari 2024

Piaggio Indonesia Umumkan Setop Produksi Vespa Batik

Lini terakhir dari Vespa Batik ini akan berhenti diproduksi pada Oktober 2024 setelah mencapai total produksi sebanyak 1.920 unit.

Baca Selengkapnya

NMAA Kembali Tampil di Pameran Osaka Auto Messe, Pajang Lancer Evo Batik

11 Februari 2024

NMAA Kembali Tampil di Pameran Osaka Auto Messe, Pajang Lancer Evo Batik

NMAA kembali tampil dalam pameran modifikasi Osaka Auto Messe (OAM), Jepang, pada 10-12 Februari 2024 dengan memajang Lancer Evo Batik.

Baca Selengkapnya

Cerita Pengusaha Batik Yogyakarta Bertahan dari Pandemi Berkat Penjualan Online

6 Februari 2024

Cerita Pengusaha Batik Yogyakarta Bertahan dari Pandemi Berkat Penjualan Online

Pengusaha batik Yogyakarta selamat dari pandemi berkat penjualan online. Omsetnya juga naik.

Baca Selengkapnya