TEMPO Interaktif, Banyuwangi:Tujuh puluh lima anggota Pasukan Pengibar Bendera Merah Putih Kabupaten (Paskibraka) memakai sepatu rusak saat menjalankan tugasnya di Lapangan Blambangan Banyuwangi. Bahkan, sepatu 12 anggota Paskibraka putri terpaksa diselotip bagian depan supaya tidak lepas saat dipakai.Sepatu selotip itu telihat mencolok saat mereka berbaris dihadapan peserta upacara. Selotip dari jenis kain berwarna kuning itu, dipakai seperti tali pengait di bagian depan. Rupanya sepatu selotip itu tak menyulutkan tugas mereka mengibarkan bendera. Sersan Kepala Misdari, pelatih Paskibraka mengeluhkan pengadaan sepatu tahun ini. Menurut dia, sepatu Paskibraka itu baru tersedia Sabtu sore. Itupun jumlahnya baru 63 dari 75 buah. Saat dipakai gladi bersih, sepatu-sepatu itu jebol pula. Setelah dicek, ternyata sepatu yang harusnya bermerk Kowad dan ABRI itu ternyata imitasi. "Semuanya terpaksa dilem," kata Misdari, Minggu (17/8).Karena sepatu masih kurang, akhirnya 12 sepatu untuk anggota putri, kata Misdari, baru beli pada Minggu kemarin. Eee, saat dibuat berlatih sejenak, pengait sepatu copot. "Akhirnya kami selotip," katanya.Kepala Dinas Kesejahteraan Sosial, Kesatuan Bangsa dan Perlindungan Masyarakat Banyuwangi, Setyo Harsono mengaku malu dengan peristiwa itu. Ia akan memberikan sanksi pada CV Arista sebagai pemenang tender pengadaan sepatu Paskibraka sebesar Rp 75 juta. Rekanan menawarkan harga Rp 49 juta untuk pengadaan sepatu itu. "Acara kenegaraan justru memalukan," ujarnya.Bupati Banyuwangi Ratna Ani Lestai sendiri mengaku tidak melihat sepatu berselotip itu. Namun ia berjanji akan menindaklanjuti temuan itu.Tempo belum berhasil menghubungi CV Arista selaku pemenang tender pengadaan sepatu bagi Paskibraka. IKA NINGTYAS